jpnn.com - TEGAL – Kapal nelayan asal Kota Tegal yang sedang beroperasi di perairan Karang Jeruk atau 8 mil dari Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tegalsari, Tegal Barat, Selasa (2/9) terbalik. Kapal yang diketahui berjenis purse sein mini dengan nama KM Mawar 1 tersebut mengangkut 17 orang nelayan.
Dalam insiden tersebut, satu awak kapal tewas dan satu orang hilang. Sementara 15 orang awak kapal lainnya berhasil selamat. Menurut seorang Anak Buah Kapal (ABK) yang selamat, Casmuni, 45, peristiwa nahas ini bermula saat kapal yang ditumpanginya sedang mencari ikan di perairan Karang Jeruk.
BACA JUGA: Bupati Bantah Sudah Dekati PAC PDIP
KM Mawar 1 berangkat melaut pada Senin (1/9), sekitar pukul 16.00 dari PPP Tegalsari. Operasional kapal ini harian atau biasa dikenal masyarakat dogolan. Saat menebar jaring pertama pada Senin malam, kondisi masih baik-baik saja.
BACA JUGA: Walikota Lhokseumawe Disarankan Bicara dengan Pertamina
Namun saat menebar jaring kedua, Selasa (2/9) pagi pukul 04.00, belum sampai jaring ditarik kembali, kapal miring dan akhirnya terbalik.
”Jaring sudah ditabur, tiba-tiba kapal terbalik. Padahal waktu itu laut kondisinya tenang. Tidak ada gelombang besar dan angin kencang,” katanya.
BACA JUGA: Usul Pemberkasan Honorer K2 Ditenggat Akhir 2014
Praktis, sambung dia, seluruh ABK seketika terjatuh ke laut. Mereka (ABK) sempat terapung selama satu jam sebelum akhirnya diselamatkan oleh kapal nelayan yang kebetulan melintas di sekitar lokasi. Sebanyak 15 orang ABK bertahan dengan memanjat lambung kapal yang terbalik. ”ABK-nya ada yang dari Tegal dan Brebes,” ujarnya.
ABK yang selamat lainnya, Warsono, 40, mengungkapkan, dalam proses evakuasi oleh kapal yang memberikan pertolongan. Satu dari 17 ABK ditemukan sudah dalam kondisi tidak bernyawa lagi. Sementara, satu orang lagi belum ditemukan. Diketahui ABK yang hilang bernama Jayadi, berusia 30 tahun, warga Jalan Bawal, Tegalsari.
Adapun korban meninggal, Warsono mengaku tidak mengenalnya. ”Korban bukan warga Tegal. Mungkin dari Kabupaten Tegal atau Brebes,” ujarnya.
Seperti di ketahui, banyak ABK yang kerap berpindah juragan. Hal itu membuat para ABK di kapal jarang saling mengenal. Para ABK biasanya saling menyapa dengan sebutan ”Wa” (panggilan untuk orang yang lebih tua).
Kasat Polair AKP Karyono menuturkan, peyebab terbaliknya KM Mawar 1 belum bisa dipastikan. ”Dugaan sementara, kapal terbalik karena dihantam ombak,” jelasnya.
Terkait ABK yang belum ditemukan, Karyono menyatakan akan melakukan pencarian. Sedangkan ABK yang meninggal dibawa ke RS Mitra Siaga, Dampyak, Kramat, Kabupaten Tegal. ”Kami akan menyisir lokasi kejadian untuk mencari satu nelayan yang belum ditemukan,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Paguyuban Nelayan Kota Tegal (PNKT) Eko Susanto mengatakan, satu ABK yang meninggal bukan anggota PNKT. ”Kami juga tidak tahu identitasnya,” katanya. (adi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Arkeolog Asing Teliti Gua Harimau
Redaktur : Tim Redaksi