jpnn.com, JAKARTA - Kapal-kapal raksasa milik CMA CGM, salah satu perusahaan pelayaran superbesar di dunia, akan bersandar di Tanjung Priok setiap pekan.
Kapal CMA CGM Otello sudah merapat di Jakarta International Container Terminal (JICT), Tanjung Priok, Minggu (23/4).
BACA JUGA: Menhub Minta Pelindo II Tingkatkan Efisiensi Biaya
Dengan kapasitas 8.238 TEUs (memuat lebih dari delapan ribu kontainer), Otello adalah salah satu kapal superbesar yang pernah bersandar di Priok.
Kapal itu Hanya kalah oleh CMA CGM Titus dan CMA CGM Tancredi yang beberapa pekan lalu juga lempar jangkar di Priok (masing-masing 8.500 TEUs).
BACA JUGA: Aksi Heroik Pramugari Lion Air Bantu Persalinan Diapresiasi Menteri
”Sekarang Pelabuhan Tanjung Priok sudah dapat melayani kapal dengan kapasitas besar. Itu akan membuat efisiensi logistik Indonesia menjadi lebih baik,” ujar Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di Tanjung Priok.
Bersandarnya kapal Otello berbeda dengan Titus dan Tancredi.
BACA JUGA: Bang Uchok Soroti Lelang Pengadaan Kapal Pengapungan
Sebab, Otello menjadi penanda dimulainya pelayanan kapal terjadwal oleh kapal-kapal CMA CGM rute Jakarta–West Coast (LA dan Oakland).
Kerja sama itu diberi nama Java South East Asia Express Services/Java Sea Express Services atau disingkat JAX Services.
Dengan kerja sama itu, setiap pekan kapal CMA CGM dari Amerika Serikat (AS) pantai barat akan bersandar di Jakarta.
Setelah melakukan bongkar muat, Otello kembali berlayar, Senin (24/4).
Dalam pelayarannya, kapal dengan panjang 334 meter itu mengangkut garmen, kertas, dan furnitur dari Indonesia untuk dibawa ke AS.
Budi menambahkan, pelayaran langsung dari AS itu merupakan kerja sama besar. Selain potensi efisiensi logistik, juga waktu pelayaran yang lebih cepat.
Sebelumnya, kapal-kapal besar seperti Otello harus bersandar dulu di Singapura.
Dia meminta PT Pelindo II terus melakukan efisiensi.
Pelindo II diberi tugas untuk menetapkan biaya pelabuhan yang lebih kompetitif sehingga semakin dilirik kapal-kapal besar lainnya.
”Sekarang Pelabuhan Tanjung Priok sudah melayani enam juta TEUs. Saya targetkan dua tahun lagi PT Pelindo II dapat melayani kargo sebanyak 12 juta TEUs,” ungkapnya.
Di sisi lain, Direktur Utama PT Pelindo II Elvyn G. Masassya menyatakan, keberhasilan bersandarnya kapal-kapal besar tak luput dari adanya peningkatan infrastruktur pelabuhan. Salah satunya dengan upaya pengerukan.
Dia menuturkan, sebelumnya kedalaman dermaga JICT hanya 12–13 meter.
Agar kapal-kapal besar bisa bersandar, dibutuhkan kedalaman yang lebih hingga mencapai minus 15,5 meter.
Pada kedalaman saat ini, dermaga memang sudah bisa disandari kapal-kapal dengan kapasitas mencapai 8.500 TEUs.
”Sementara ini kedalaman sudah mencapai minus 13–14 meter. Akan ditambah hingga minus 16 meter pada Agustus,” tuturnya.
Untuk proses pengerukan, PT Pelindo II menyiapkan dana sekitar Rp 2,5 triliun.
Anggaran tersebut, antara lain, dipakai untuk memperlebar pelabuhan dan terusan sungai di Tanjung Priok.
Di sisi lain, Elvyn berencana mencari cara agar kargo-kargo sekitar Pulau Jawa bisa dikumpulkan terlebih dahulu ke Priok sebelum ke negara tujuan.
Dengan demikian, biaya logistik akan semakin kompetitif.
Sementara itu, Senior Vice President CMA CGM Asia Jean-Yves Duval mengaku sangat senang dapat membantu Indonesia untuk melakukan lebih banyak ekspor ke AS.
Menurut dia, Indonesia merupakan pengembangan strategis di Asia Tenggara.
”Indonesia membuka peluang ekspor ke jaringan kami, yaitu ke Afrika dan Amerika Latin,” ungkapnya.
Rencananya, ada 17 kapal milik CMA CGM yang melayani rute Jakarta–AS.
Pelayaran dilakukan dengan sistem weekly call atau sandar Minggu secara rutin.
Pada akhir Mei dijadwalkan pula CMA CGM akan men-deploy kapal CMA CGM Tage dengan kapasitas 9.365 TEUSs. (mia/c10/ang)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mei, Penerbangan Internasional Garuda Pindah
Redaktur & Reporter : Ragil