Kapan Holding BUMN Penerbangan Dibentuk?

Senin, 22 April 2019 – 01:52 WIB
Ilustrasi Maskapai Garuda Indonesia. FOTO : Jawa Pos

jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah berencana membentuk holding BUMN penerbangan untuk menggabungkan bandara dan maskapai.

Yaitu, PT Angkasa Pura I, PT Angkasa Pura II, PT Garuda Indonesia Tbk, AirNav Indonesia, dan PT Survai Udara Penas.

BACA JUGA: Anak Usaha Garuda Indonesia Garap Konsumen Airbus Asia Tenggara

Direktur Utama Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan, holding akan membuka peluang lebih besar di industri penerbangan domestik dan internasional.

Di beberapa negara pun dilakukan sinergi pengelolaan angkutan udara dan operator bandara. Misalnya, Malaysia, Dubai, maupun Jerman.

BACA JUGA: Tiket Pesawat Mahal, Garuda Indonesia Beri Diskon Hingga 50 Persen

”Kita punya benchmark secara global. Singapura menyinergikan operator angkutan udara dengan bandar udara,” ujar Awaluddin beberapa waktu lalu.

Adanya holding juga dapat menimbulkan efisiensi lantaran sinergi tersebut bisa membuat pemangkasan biaya di sejumlah komponen.

BACA JUGA: Pemerintah Diminta Segera Bertindak Atasi Mahalnya Tiket Pesawat

”Konsepnya bisa dijadikan sharing cost. Banyak resource yang nantinya bisa di-sharing,” imbuhnya.

Di satu sisi, saat ini AP II sedang membangun landasan pacu (runway) ketiga Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Saat ini pembangunan mencapai 60 persen dan parallel taxiway-nya sudah 90 persen.

Jika pembangunan tersebut bisa diselesaikan sebelum Lebaran, hal itu dapat menambah kapasitas pergerakan pesawat di Soetta.

Saat ini kapasitas take off dan landing pesawat hanya 81 pergerakan per jam.

Adanya penambahan runway diharapkan bisa mendongkrak kapasitas menjadi 114 hingga 120 per jam.

”Satu hari take off dan landing-nya bisa 1.100 hingga 1.200 dengan infrastruktur itu. Operasional 24 jam membantu peningkatan kapasitas dan produktivitas Bandara Soetta,” urainya.

AP II mencatat, pada kuartal pertama terdapat kenaikan traffic pesawat rute penerbangan internasional sebesar 6 persen.

Untuk domestik, kini pihaknya masih melakukan penghitungan traffic di bandara AP II.

Saat ini jumlah operasi bandara di bawah AP II mencapai 16 bandara, bertambah dari tahun lalu sebanyak 14 bandara.

”Memang ada terdampak cukup di domestik (karena harga tiket, Red). Kita lihat dulu karena ini dinamis, pergerakan setiap hari berubah,” ucapnya.

AP II juga bersiap untuk angkutan Lebaran. Posko angkutan Lebaran akan dibuka H-15 sampai H+10 sehingga totalnya 25 hari. (vir/c25/oki)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pertamina Perpanjang Masa Cicilan Garuda Indonesia


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler