Kapan Israel Tinggal Sejarah?

Jumat, 09 Januari 2009 – 15:04 WIB
PENDUDUK menyerbu toko roti dan sembakoMumpung ada gencatan senjata “setengah hati” yang berlaku saban tiga jam

BACA JUGA: Dieksekusi Cak Sakera di Hari Pemilu

Tapi, ya ampun, isi toko banyak yang kosong melompong
Maklum, sudah hampir satu purnama tutup semenjak serangan ke Gaza

BACA JUGA: Betapa Dahsyatnya Ekonomi Labbaik

Tak ayal, ancaman bahaya kelaparan menjadi mimpi buruk di Gaza
Stok makanan menipisListrik padam karena pasokan solar terputusInfrastruktur hancur lebur, dan roda perekonomian berhenti.
Israel santai saja, sembari menata serangan gelombang baruLagi pula, bujet perang tak berarti dibandingkan keuntungan ekspor perhiasan  intan IsraelNegeri yang tidak punya tambang intan ini memang kreatifMereka impor intan dengan harga murah dari banyak negara, dan menjadikannya perhiasan, kemudian menjualnya dengan harga yang berpuluh kali lipat.
Gangguan suplai minyak belum signifikanHarga minyak merayap naik sedikitIsrael yang kaya devisa masih bisa membelinya dari negara lain.
Tetapi mengapa Israel ogah belajar dari kasus serbuan AS ke Irak pada 2003 lalu? Kala itu, kemampuan konsumsi penduduk negeri adidaya itu terpurukBanyak orang memilih menyimpan duit di bawah kasur, sambil berdoa semoga perang cepat usaiBegitulah, laporan berita-berita internasional yang terekam pada saat itu.
Saat itu, pasar mobil ciut 400 ribu menjadi 16,3 juta unit setahunIndustri mobil menjadwal ulang skala produksi dan membatalkan belanja iklan seperti dilakukan Nissan Motor CorporationIndustriawan memilih menunda membeli barang produksi dan ekspansi.
Textron inc, produsen pesawat terbang, helikopter dan komponen industri lainnya, hanya bisa menjual 220 Cessna, produksi mereka dari tadinya 250 setahunIdemdito dengan raksasa komputer, Hewlet-Packard.
Perekonomian AS sangat terpukulPadahal baru dua tahun, ekonomi beranjak pulih setelah dipukul oleh berbagai skandal dan serangan teroris“Perang Irak meningkatkan pengangguran dari 14% tahun 2002 menjadi 20% pda 2003,” ujar Ethan Harris, ekonom pada Lehman Brothers di New York,
AS memang negeri yang sangat kuat, dan, paling kayaTapi justru dibangun di atas triliunan dolar tabungan warga negara AS  di luar negeri, dan sebagian besar di Eropa, dan ada juga di Asia termasuk IndonesiaNeraca perdagangan AS defisit US$ 500 miliar, lebih banyak impor dibanding eskporSangat tergantung pada pasar luar negeri, baik ekspor maupun mengimpor bahan bakuTak pelak, hubungan bisnis global AS sangat suram.
Menurut Catherin Mann dari Institute for International Economics, investor asing saat itu menguasai 36% hutang AS yang pada 1984 hanya sekitar 17%, dan 18% hutang korporasiSedikit saja perubahan pada perilaku investor asing, pengaruhnya bagi AS sangat gawatJika modal asing hengkang akan melemahkan dolar dan mendongkrak harga impor.
Selain didemo di banyak negara, termasuk di dalam negeri, gara-gara Perang Irak pula, hubungan presiden Bush memburuk dengan Presiden Meksiko, Vicente FoxSampai-sampai konsensus bersama  soal imigrasi yang penting bagi kedua negara menjadi telantar.
Siapa menduga jika sekarang, lima tahun kemudian, ekonomi AS ambrukBerbagai kasus dalam negeri, mulai dari skandal korporasi besar hingga permainan licik short selling, termasuk serbuan ke Irak telah menghancurkan perekonomian AS secara dramatis.

                                         ***

Israel memang hebatBayangkan, Gross Product Domestic (GDP) negeri ini lebih gede dibanding tetangganya di Timur TengahSemua itu karena ditopang oleh bisnis internasionalMungkin, mirip SingapuraNegeri gurun ini tak kaya sumber daya alam, seperti minyak bumi di negara sekitarnyaIni yang membuat rakyat Israel kreatif, seperti warga Jepang yang kaya gunung api itu
Haifa, pusat sekolah teknologi semacam Bengalor di India atau Silicon Valley di AS adalah kebanggaan IsraelPara teknolog Israel unggul membuat banyak chip dan transistor, kemudian patennya dijual ke IBM, Microsoft atau Intel dan lainnyaMereka juga mensuplai berbagai ordendil untuk mobil mewah  seperti Mercy dan BMWHasil jual isi otak ini ternyata sangat luar biasaIsrael kaya dan makmur.
Tapi penampilan warganya biasa-biasa saja, setidaknya menurut seorang teman, Christovita Wiloto, penulis buku Behind Indonesia’s  Headlines yang pernah berkunjung ke sanaBerbeda dengan penampilan orang-orang di Jakarta, justru terkesan bagi “raja minyak.” Jika jalanan di Jakarta penuh dengan bangunan bertingkat yang modern, mal dan plasa, Israel  penuh dengan bangunan tua yang menyejarahTermasuk telepon selulur generasi baru sudah dipunyai oleh professional muda di Jakarta atau Medan“Sebaliknya di Israel masih banyak yang memakai telepon genggam ala Nokia generasi awal,” tutur bos  PowerPR - Christovita Wiloto & Co itu, suatu hari.
Namun jika dipetakan secara ekonomi, Israel pun sangat tergantung kepada hubungan bisnis internasionalKetergantungan akan bahan baku impor dan pasar luar negeri untuk ekspor sangat tinggiSebetulnya, Israel sangat rapuh, karena tak satu negara pun bisa hidup sendirianJika diboikot, pertumbuhan ekonominya bisa juga dingin membeku.
Ironisnya, PBB bagai macan kertasAS yang punya hak veto di Dewan Keamanan masih mengelus-elus Israel, perpanjangan kepentingan ekonomi AS di Timur TengahTak heran jika pejabat yang ditunjuk Paus Benediktus, yakni Kardinal Renato Martino, pemimpin Dewan Vatikan untuk Keadilan dan Perdamaian dalam statemennya melukiskan Jalur Gaza kian lama kian menyerupai sebuah kamp konsentrasi yang besar.
Paus Benediktus yang akan mengunjungi tempat suci di Jordania, Israel, dan Tepi Barat Sungai, yang diduduki-Israel, Mei tahun ini, berharap kekerasan segera berakhir.
Israel sudah dikecam banyak negara, termasuk komunitas Yahudi di berbagai NegaraBahkan, Presiden Venezuela Hugo Chavez mengusir dubes Israel dari negaranya, walaupun penduduk Yahudi tetap aman di Venezuela.
Sebetulnya, mudah saja memaksa AS dan Israel untuk menyetop agresi ke GazaMisalnya, negara penghasil minyak menggunakan boikot minyak untuk menyetop perangSayang, proposal ini ditolak Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Saud Al-Faisal, Rabu lalu, di sela debat Dewan Keamanan PBB mengenai serangan Israel.
Arab Saudi sudah lama dijadikan AS sebagai pangkalan militer AmerikaTak seperti di masa Raja Faishal yang pernah memprakarsai boikot minyak terhadap Negara-negara barat untuk menghentikan serangan Israel.
Israel merasa di atas angin, dan belum mau belajar dari ambruknya ekonomi AS, sampai satu hari ia kena batunyaJika kejayaan AS akhirnya menjadi sejarah alias masa silam, agaknya kehebatan Israel pun bisa pula menjadi sejarah, seperti halnya kegemilangan Majapahit di masa lampau yang jauh itu**

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler