jpnn.com, JAKARTA - Anggota tim peneliti Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKUI) Muhammad N Farid memprediksi kasus positif COVID-19 masih akan naik hingga akhir bulan mendatang.
"Jadi penurunan di Februari dan kenaikan di Juni kami buat skenarionya."
BACA JUGA: Hasil Survei: 91,9 Persen Kasus COVID-19 di DKI Jakarta Tak Terdeteksi
"Seandainya kenaikan di Juni ini terus terjadi, artinya PPKM Darurat tidak terlalu mengubah perilaku masyarakat, kira-kira masih naik terus sampai mungkin lebih dari 25 ribu sampai 30 ribu sehari di Jakarta," kata Farid dalam diskusi daring, Selasa (13/7).
Berdasarkan data yang diambil dari awal PPKM Darurat Jakarta hingga 12 Juli kemarin, Farid menyebut pakar memperkirakan angka kasus masih akan naik dan baru akan menurun pada Agustus-September 2021.
BACA JUGA: Gus Halim Ulang Tahun, Doa dari Warganet Soal Bangun Desa
"Kalau misal diharapkan hari ini atau besok sudah mulai turun, kelihatannya enggak mungkin."
"Masih naik dulu kemudian baru akan turun. Karena ini perlu waktu untuk mengubah perilaku. Sebab perilaku di masyarakat belum terlihat sampai saat ini," katanya.
BACA JUGA: Puan: Rakyat Harus Dipersuasi, Jangan Dimarahi Apalagi Langsung Disemprot!
Farid kemudian mengemukakan hasil survei yang dilakukan Fakultas Kesehatan Masyarakat UI, Lembaga Eijkman, CDC Indonesia dan Pemprov DKI Jakarta belum lama ini.
Peningkatan kasus terjadi sangat drastis terutama di wilayah Jakarta pada Juni lalu. Hal tersebut berdampak pada estimasi prevalensi yang dilakukan pada Maret.
Setelah diteliti, Farid menjelaskan adanya penambahan kasus 4,7 persen pada April hingga Juni 2021.
Perubahan prevalensi dari 44,5 persen di akhir Maret 2021 menjadi 49,2 persen di akhir Juni 2021.
Dari hasil ini, tim FKM UI mencoba melakukan proyeksi pandemi COVID-19 di Jakarta untuk melihat estimasi 6 bulan ke depan.
Proyeksi ini dilakukan dengan pendekatan compartement model.
"Dari tren data yang dilihat di Jakarta, sebenarnya ada dua waktu yang kami lihat penting."
"Pertama, kenaikan yang sangat tinggi sekali sejak awal Juni bahkan sampai sekarang," kata Farid.
Sementara yang kedua, ada penurunan yang sangat drastis Februari 2021.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh UNICEF, perilaku 3M (Memakai masker, Menjaga jarak, Mencuci tangan) di masyarakat mencapai angka 60 persen.
Sedangkan menurut beberapa survei lain, perilaku 3M saat ini mulai menurun.
Sehingga, selain karena adanya virus varian baru, perilaku 3M masyarakat yang tidak setinggi pada awal pandemi menjadi alasan meningkatnya angka kasus COVID-19 saat ini.
Lebih lanjut Farid memaparkan, data dalam seminggu terakhir cenderung mengalami kenaikan.
"Arah kurva tergantung kita semua," ucap Farid mengenai pengendalian kasus baru ke depan.
Farid menekankan bahwa perilaku 3T atau 5M plus vaksinasi adalah rumus yang sangat penting untuk mengendalikan pandemi saat ini.
5M yakni memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak, menjauhi kerumunan, membatasi mobilisasi dan interaksi.
Sementara 3T yakni testing, tracing, dan treatment.
Karena itu, perilaku disiplin masyarakat mematuhi protokol kesehatan sangat diharapkan agar kasus COVID-19 di Jakarta dan daerah-daerah lain menurun.(Antara/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Ken Girsang