jpnn.com, TARAKAN - Kedatangan Wakil Ketua Umum FPI (Front Pembela Islam) Habib Ja'far Shodiq untuk menghadiri Musyawarah Daerah (Musda) FPI di Kota Tarakan, Kaltara, ditolak sekelompok massa ormas.
Ratusan personel dari TNI dan Polri langsung melakukan pengamanan di terminal Bandara Internasional Juwata Tarakan mengawal aksi massa ormas menolak kedatangan pengurus FPI Pusat.
BACA JUGA: Waketum FPI Tiba di Bandara, Disambut Aksi Penolakan
Informasi yang beredar, Waketum FPI dan dua pengurus FPI pusat lainnya akan menghadiri Musda dengan agenda pembentukan FPI di Kaltara yang akan dilaksanakan, Minggu (15/7) di salah satu hotel di Tarakan.
Wakapolres Tarakan Kompol Riski Fara Sandhy mengatakan, setelah dilakukan negosiasi dengan pengurus FPI pusat oleh Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), akhirnya pengurus FPI pusat memahami bahwa kondisi tidak aman dan memutuskan kembali ke Jakarta.
BACA JUGA: Ingat, Dua Kasus Ini Masih Menanti Habib Rizieq
“Kami berikan penjelasan bahwa untuk saat ini tidak memungkinkan buat mereka melaksanakan kegiatan di Tarakan. Penjelasan yang kami berikan juga menyangkut keamanan dan keselamatan mereka, terlebih dalam waktu dekat kita akan menggelar Rakernas Apeksi. Akhirnya mendengar penjelasan tersebut mereka memahami,” ujarnya.
BACA JUGA: Hasil Survei: Siapa Pemimpin Umat Saat Ini? Habib Rizieq
Riski mengungkap, sebelumnya rencana aksi penolakan akan dilaksanakan di depan Mapolres Tarakan. Namun ketika dirinya melaksanakan apel di Polres Tarakan, tiba-tiba mendapatkan informasi dari Avsec Bandara Juwata Tarakan bahwa ada aksi penolakan FPI di terminal Bandara Juwata Tarakan.
“Rencananya tadi massa akan ke Polres Tarakan, setelah itu bergeser ke salah satu hotel yang rencananya menjadi tempat pelaksanaan musda. Tapi ternyata ada perubahan, pelaksanaan aksi dilakukan di terminal Bandara Juwata, jadi kami geser personel,” ungkapnya.
Sekitar ratusan personel TNI dan Polri melakukan pengamanan di terminal. Yakni terdiri dari 200 personel dari Polres Tarakan, satu satuan setingkat kompi (SSK) dari Brimob Polda Kaltara dan 1 pleton dari TNI.
“Kehadiran kami di sini untuk memastikan keamanan dan keselamatan. Alhamdulillah dalam aksi kali ini massa cukup kooperatif tidak melakukan tindakan anarkis, hal yang kami antisipasi adalah pertemuan antara kedua pihak ini yang dapat menimbulkan kerawanan, tapi untungnya tidak terjadi,” terang Riski merinci.
Kapolda Kaltara Brigjen Pol Indrajit mengungkapkan bahwa gelombang penolakan itu datang dari berbagai lapisan masyarakat.
“Banyak yang menolak adanya pelantikan FPI di Kaltara, bukan dari golongan tertentu. Tetapi dari masyarakat luas. Kami aparat keamanan, tidak memihak pada siapa pun. Kami hanya berpihak pada kenyamanan dan keamanan warga,” terang Indrajit didampingi Wakil Kepala Kepolisian Daerah (Wakapolda) Kaltara Kombes Pol Zainal Arifin Paliwang.
BACA JUGA: Waketum FPI Tiba di Bandara, Disambut Aksi Penolakan
Selanjutnya jajaran Polda melakukan negosiasi dengan para pengurus FPI berjam-jam. Polda meminta agar FPI sama-sama memahami kondusifitas yang harus dijaga di Kaltara.
“Kami bernegosiasi. Sehingga kami meminta kepada FPI untuk membatalkan pelantikan tersebut. Kami menilai, ketika itu dipaksakan justru akan menimbulkan masalah baru, yang berujung pada ketidaknyamanan warga,” sebutnya. (jnr/eru/lim)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pertanda Habib Rizieq Punya Pengaruh di Pilpres 2019
Redaktur & Reporter : Soetomo