Kapolda Sumsel Minta Maaf, Bercerita Kejadian 23 Juli, Tidak Kenal Heryanty Tio

Kamis, 05 Agustus 2021 – 14:00 WIB
Kapolda Sumsel Irjen Eko Indra Heri sampaikan permohonan maaf secara langsung kepada seluruh masyarakat ihwal dana hibah Rp2 triliun dari keluarga almarhum Akidi Tio, Kamis (5/8/2021). Foto: ANTARA/M Riezko Bima Elko P/21

jpnn.com, PALEMBANG - Kapolda Sumatera Selatan (Sumsel) Irjen Polisi Eko Indra Heri menyampaikan pernyataan terbaru kasus dana hibah Rp2 triliun dari keluarga almarhum Akidi Tio.

Irjen Eko Indra Heri menyampaikan permohonan maaf secara langsung kepada seluruh masyarakat terkait masalah yang bikin heboh ini.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Misteri Rekening Keluarga Akidi Tio, Luhut Disikat, Bupati dan Wali Kota Protes

"Saya minta maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia, khususnya Kapolri, Pimpinan di Mabes Polri, anggota Polri, masyarakat Sumsel, tokoh agama dan tokoh adat termasuk Forkompinda Sumsel, Gubernur, Pangdam, dan Danrem," kata Irjen Eko Indra Heri didampingi Kepala Bidang Humas Polda Sumsel Kombes Supriyadi di gedung promoter Mapolda Sumsel, Palembang, Kamis (5/8).

Irjen Eko mengakui, kesalahan ada pada dirinya secara pribadi karena tidak berhati-hati dalam memastikan donasi yang diproyeksikan untuk penanggulangan COVID-19 di Sumsel yang dimandatkan kepadanya tersebut sampai akhirnya menimbulkan kegaduhan.

BACA JUGA: PPATK Ungkap Jumlah Uang di Rekening Keluarga Akidi Tio, Pernyataan Dian Ditujukan kepada Kapolda

"Kegaduhan yang terjadi dapat dikatakan sebagai kelemahan saya sebagai individu. Saya sebagai manusia biasa memohon maaf, Ini terjadi akibat ketidakhati-hatian saya," kata dia.

Kegaduhan dana hibah tersebut bermula saat itu dirinya dihubungi Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Lesty Nurainy dan dokter keluarga almarhum Akidi Tio, Hardi Darmawan, di rumah dinasnya, Jumat 23 Juli 2021, untuk membicarakan pemberian donasi.

BACA JUGA: Dokter Reisa Broto Menyebut 10 Daerah, 5 di Jatim, 2 Jateng

"Saat itu saya sebagai kapolda hanya dipercayakan untuk menyalurkan bantuan ini uangnya diminta untuk dikawal transparansinya saja," ungkap dia.

Namun karena menaruh kepercayaan terhadap inisiasi kemanusiaan tersebut lantas tidak terlalu mendalami kepastiannya, sebab sudah diyakinkan uang tersebut tinggal diproses pencairannya saja.

Hingga akhirnya sampai saat ini uang tersebut masih belum jelas keberadaannya dan berujung kepelikan bagi kedua belah pihak.

Dia mengaku sama sekali tidak mengenal anak perempuan almarhum Akidi Tio yang bernama Heryanty, melainkan hanya mengenal ayahnya dan anak sulungnya yang bernama Johan saja.

"Saya hanya kenal dengan Akidi Tio saat di Palembang dan Johan saat saya bertugas di Aceh Timur, sedangkan Heriyanty saya sama sekali tidak kenal dia," tandasnya. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler