Kapolres: Banyak Pembunuhan di Batam, Bikin Polisi Merinding

Jumat, 02 Oktober 2015 – 02:49 WIB
Kombes Asep Safrudin. Foto: Dok/BatamPos/JPNN.com

jpnn.com - BATAM - Kapolresta Barelang, Kombes Pol Asep Safruddin, mengaku masih kesulitan mengungkap kasus pembunuhan Dian Milenia Triesna Afiefa. Namun dia berjanji akan bekerja sampai menemukan pembunuh siswi SMAN 1 Batam itu. Bahkan dia siap mundur dari jabatannya jika gagal.

"Saya bertanggung jawab memberikan perlindungan dan mengungkap kasus ini. Saya siap melepaskan jabatan saya," kata Asep sambil meletakkan tangan kanannya di pundak saat rapat dengar pendapat dengan Komisi I DPRD Kota Batam, Kamis (1/10).

BACA JUGA: Modus Baru, Begini Cara Begal Ini Merampas Motor Korbannya...

Asep mengaku tidak masalah jika polisi dianggap gagal mengungkap kasus ini. Namun dia berharap masyarakat dan media tidak terlalu mendikte dan mendesak polisi untuk bekerja super cepat.

Sebab, kata Asep, pihaknya sudah melakukan berbagai upaya untuk mengungkap kasus pembunuhan itu. Termasuk memberi pengertian kepada masyarakat melalui media, bahwa tidak semua kasus bisa diungkap dengan mudah.

BACA JUGA: Walah! Ibu Tengok Anak dan Menantu di Sel, tapi Bawa Daun Haram

"Tapi semua percuma karena masyarakat pasti tanya, hasilnya apa. Saya minta maaf kalau belum bisa memenuhi harapan masyarakat," katanya.

Dalam kesempatan itu, Asep mengakui institusinya tak bisa sendirian menciptakan situasi keamanan, maupun mengungkap pelaku kejahatan. Untuk itu pihaknya meminta peran serta seluruh elemen masyarakat, dukungan pemerintah serta DPRD Kota Batam. 

BACA JUGA: HEBOH! Ditemukan Mayat Wanita Cantik setengah Telanjang

Terutama dalam membangun infrastruktur keamanan seperti CCTv yang terintegrasi dengan pihak kepolisian. Ini sesuai amanat Perda CCTv Kota Batam yang disahkan delapan tahun lalu.  

"Batam minim CCTv. Terkait hal ini sudah bicara dengan wali kota," kata Asep.

Keberadaan kamera pemantau, lanjut perwira tiga mawar di pundaknya ini, akan sangat membantu tugas Polisi. Selain itu juga berfungsi sebagai pencegahan tindak kriminalitas. Andai terjadi (tindakan kriminal) akan memudahkan pengungkapannya," kata Asep. 

Dia menyebut, kota besar seperti Surabaya dan Jakarta sudah menggunakan teknologi ini. Bahkan Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, melakukan terobosan dengan program one touch safety. 

Asep menyampaikan, di luar negeri seperti Amsterdam pantauan keamanan cukup dilakukan melalui kamera CCTv. "Di Amsterdam kita tak melihat adanya polisi. Tapi begitu ada kejadian, petugas cepat berada di lokasi kejadian," ungkap Asep.

Asep menyarankan Pemko Batam serta DPRD membuat regulasi kewajiban memasang CCTv sebelum memberikan IMB kepada pengusaha. Asep mengatakan, pihaknya juga akan bekerjasama dengan pihak swasta, dengan program panic button (tombol panik). Apabila terjadi emergency di titik tertentu seperti toko emas, bank, serta lainnya petugas bisa cepat datang. 

Asep menambahkan, banyaknya kejadian pembunuhan di Batam membuat siapa saja merinding. Tak hanya masyarakat, namun juga petugas kepolisian sendiri.

Selama ia bertugas, setidaknya 14 kasus pembunuhan terjadi di Kota Batam. Hal tersebut tak pernah ia temukan selama bertugas 20 tahun di Polri. Mulai berdinas di Bogor hingga kawasan Tanjungpriok yang dianggap orang sarang preman. 

Dari 14 kasus pembunuhan, kebanyakan karena masalah sepele. Seperti cekcok rumah tangga hingga masalah seperti pembunuhan pegawai Pertamina Batam beberapa waktu lalu. Atau pasangan kekasih nekat membunuh korban karena terdesak membayar kos. 

"Dari 14 kasus, sepuluh kasus yang berhasil kami ungkap," bebernya.(hgt/ceu/she/opi/ray)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Suami Hendak Ditangkap, Istri Bohongi Polisi, tapi...


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler