jpnn.com - JAKARTA - Kapolres Nabire, AKBP Tagor Hutapea memastikan bahwa paket logistik pemilu presiden untuk Kabupaten Dogiyai, Papua sudah terdistribusikan sebelum pemungutan suara tanggal 9 Juli 2014 lalu. Hal itu disampaikannya saat bersaksi dalam persidangan perselisihan hasil Pilpres 2014 yang digelar Mahkamah Konstitusi (MK) Kamis (14/8).
Tagor yang memberikan kesaksian di Universitas Cenderawasih di Jayapura, terhubung langsung dengan persidangan MK melalui fasilitas teleconference. Menurutnya, wilayah hukum Polres Nabire mencakup pula Kabupaten Dogiyai.
BACA JUGA: Yulianis Sempat Menolak Bersaksi di Persidangan Anas
"Wilayah Polres Nabire membawahi dua kabupaten yaitu, Kabupaten Nabire dan Kabupaten Dogiyai. Tanggal 7 Juli wakapolres saya perintahkan pergeseran pasukan bawa logistik ke Dogiyai," ujar Tagor.
Wakapolres Nabire dan jajarannya serta staf KPU Dogiyai berangkat ke kabupaten hasil pemekaran itu menggunakan satu truk dan 25 mobil penumpang pada pukul 08.15 WIT. Rombongan pembawa logistik pilpres tiba di Polsek Dogiyai pada pukul 16.00 WIT dan diterima oleh Ketua KPU Dogiyai Didimus Dogomo.
BACA JUGA: Di Kongres Demokrat, Nazaruddin Main Tiga Kaki
"Saat itu Didimus belum mau terima karena sekretaris KPUD belum ada di Dogiyai dan pada 8 Juli pagi logisitik Sudikai dan Piyaie diambil karena akan menggunakan transportasi udara," papar Tagor.
Kapolres yang sudah setahun bertugas di Nabire ini menambahkan, dirinya sempat menerima kabar bahwa delapan distrik di Dogiyai belum menerima logistik. Akhirnya, logistik untuk tiga distrik yakni Mapia Tengah, Mapia Barat dan Mapia Induk diambil oleh Panitia Penyelenggara Distrik (PPD) dan disimpan di distrik Mapia Induk pada 9 Juli.
BACA JUGA: Nyalon Kepala Daerah, PNS Wajib Mundur
Paket logistik untuk lima Distrik lainnya didistribusikan pada pagi hari bersama PPD dan perwira pengendali. Tetapi, belakangan diketahui bahwa logisktik di Mapia Tengah dan Mapia Barat tidak sampai.
Meski begitu, Tagor memastikan bahwa pemilu di kedua distrik tetap dilakukan. Pemungutan suara untuk kedua distrik itu dilakukan di Mapia Induk. "Kesepakatan penyelenggara dan warga Mapia Tengah dan Mapia Barat mereka pencoblosan di Mapia Induk," terangnya.
Keterangan Kapolres Nabire ini membantah pengakuan saksi kubu Prabowo-Hatta. Sebelumnya, saksi pihak pemohon tersebut mengatakan bahwa tidak ada pemungutan suara di distrik Mapia Barat dan Mapia Tengah karena logistik pemilu tidak sampai. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Perwira Polda Jabar Terima Suap dari Bandar Judi
Redaktur : Tim Redaksi