jpnn.com, JAKARTA - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan pihanya telah menangkap 19 tersangka kasus dugaan penyalagunaan BBM bersubsidi.
Jenderal Listyo mengatakan penangkapan terhadap belasan tersangka itu dilakukan di enam wilayah Kepolisian Daerah (Polda).
BACA JUGA: Maling BBM Bersubsidi Sudah Beraksi Sejak 2019, Baru Tertangkap Sekarang
"Kami sudah menangkap kurang lebih 19 tersangka di enam wilayah," kata Kapolri Listyo di Bareskrim Polri, Jumat (7/4).
Mantan Kabareskrim Polri itu mengatakan pihaknya bakal terus melakukan penindakan terhadap para pelaku.
BACA JUGA: Berani Macam-Macam dengan Solar Bersubsidi? Siap-Siap Masuk Bui
Hal itu dilakukan agar distribusi BBM terjangkau kepada masyarakat yang memang membutuhkan.
"Akan terus kami lakukan (penindakan, red)," ujar Listyo.
BACA JUGA: Solar, Curah
Di sisi lain, Listyo mengakui terjadi peningkatan permintaan BBM bersubsidi jenis Solar. Adapun untuk solar industri mengalami penurunan.
Menurut Listyo, fenomena itu terjadi karena kenaikan tren komoditas di bidang perkebunan dan pertambangan.
Pria kelahiran 5 Mei 1969 itu mengatakan kelangkaan minyak dunia dan gas dunia disebabkan perang Ukraina dan Rusia.
"Ini berdampak kepada seluruh negara," kata Listyo.
Alumnus Akpol 1991 itu mengungkapkan perang tersebut mengakibatkan terjadinya dispartias harga yang tinggi antara Solar bersubsidi dengan industri.
"Gap-nya kurang lebih Rp 12.500 per liter," kata Listyo.
Walakin, perbedaan harga itu dimanfaatkan masyarakat tertentu untuk membeli Solar tidak sesuai kebutuhan.
"Kami temukan disalahgunakaan oleh kelompok masyarakat tertentu yang memanfaatkan disparitas harga ini untuk mengambil kebutuhan minyak atau solar untuk industri mengambilnya dari SPBU subsidi," kata Listyo. (cr3/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menteri ESDM dan Dirut Pertamina Pastikan Suplai BBM di Kalimantan Berjalan Baik
Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Fransiskus Adryanto Pratama