Kapolri Jenderal Listyo Mutasi 4 Perwira Tinggi Polri Termasuk Irjen Nico Afinta

Selasa, 11 Oktober 2022 – 16:58 WIB
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo merotasi sejumlah anak buahnya dalam jabatan baru.

Mutasi itu tertuang dalam surat telegram rahasia (STR) Nomor: ST/2134/X/KEP/2022, Tertanggal 10 Oktober 2022.

BACA JUGA: Santoso Tak Terima Pernyataan Irjen Dedi Soal Penyebab Tragedi Kanjuruhan

Mutasi itu terkait pemberhentian dari dan pengangkatan dalam jabatan di lingkungan Polri.

Tercatat, ada empat perwira tinggi Polri yang dimutasi Kapolri Jenderal Listyo.

BACA JUGA: Tragedi Kanjuruhan, Irjen Nico Afinta Minta Maaf Terkait Pengamanan di Stadion

Di antaranya, Irjen Nico Afinta diangkat sebagai Staf Ahli Sosial Budaya (Sahlisosbud) Polri yang sebelumnya menjabat Kapolda Jawa Timur.

Irjen Nico dicopot buntut tragedi Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, seusai laga Arema FC vs Persebaya. Tragedi Kanjuruhan itu menewaskan 131 orang.

BACA JUGA: Profil Irjen Teddy Minahasa, Eks Ajudan JK Kini Menjadi Kapolda Jatim

Lalu, Irjen Teddy Minahasa Putra dimutasi dengan menjabat sebagai Kapolda Jawa Timur. Irjen Teddy sebelumnya menjabat Kapolda Sumatera Utara.

Kemudian, Irjen Rusdi Hartono dimutasi dengan mengisi jabatan Kapolda Sumatera Utara. Sebelumnya, Rusdy menjabat sebagai Widyaiswara Utama Sespim Lemdiklat Polri.

Selanjutnya, Brigjen Asep Edi Suheri dimutasi Kapolri dengan mengisi jabatan baru sebagai Wakabareskrim Polri. Sebelumnya, Brigjen Asep menjabat sebagai Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri.

Adapun posisi Dirtipidsiber diisi oleh Kombes Adi Vivid Agustiadi.

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo sebelumnya membenarkan informasi pencopotan Irjen Nico dan diganti oleh Irjen Teddy Minahasa.

"Betul sudah saya tanyakan ke SDM Polri," ujar Dedi kepada JPNN.com, Senin (10/10).

Jenderal bintang dua itu menegaskan mutasi terhadap Irjen Nico buntut tragedi Kanjuruhan, Malang, Jatim seusai laga Arema FC vs Persebaya pada Sabtu (1/10).

Tragedi Kanjuruhan itu menyebabkan 131 orang meninggal dunia.

Lalu, Polri juga telah menetapkan enam orang tersangka.

Alumnus Akpol 1990 itu menyatakan mutasi dalam Korps Bhyangkara merupakan hal wajar.

"Ya, betul (terkait tragedi Kanjuruhan, red) tour of duty and tour area. Mutasi adalah hal yang alamiah di organisasi Polri dalam rangka promosi dan meningkatkan kinerja organisasi," pungkas Dedi. (cr3/jpnn)


Redaktur : Friederich Batari
Reporter : Fransiskus Adryanto Pratama

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler