Kapolri Jenderal Listyo Perintahkan Polisi Bersikap Netral dalam Menangani Konflik Sosial

Kamis, 17 Februari 2022 – 19:56 WIB
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Foto : Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memberikan pengarahan kepada jajaran, yang salah satunya ialah terkait penanganan permasalahan atau konflik sosial, Kamis (17/2), di Mabes Polri, Jakarta Selatan. 

Kapolri Jenderal Listyo memerintahkan personel polisi bersikap netral dan berdiri di atas semua golongan ketika menangani permasalahan atau konflik sosial di masyarakat. 

BACA JUGA: 1 Warga Tewas Tertembak Saat Pembubaran Demo di Parimo, Kapolri Perintahkan Propam Turun Tangan

“Bagaimana rekan-rekan memosisikan berada di posisi tengah, rekan-rekan bisa jadi mediator, menjadi problem solver yang bisa diterima kedua belah pihak, hal itu menjadi sangat penting," kata Kapolri Jenderal Listyo. 

Dia mengatakan sikap netral ini sesuai tugas pokok Polri melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, sehingga polisi mampu menjadi sosok yang dapat menyelesaikan masalah di lapangan.

BACA JUGA: Angka Omicron Menyalip Delta, Kapolri Susun Strategi Baru Penanganan Covid-19

Kapolri Jenderal Listyo juga meminta personel Polri memahami kapan harus melakukan penegakan hukum, dan memaksimalkan tindakan bersifat persuasif.

“Saya kira rekan-rekan ini harus terus diasah sehingga feeling-nya dapat. Kapan harus ambil langkah humanis, kapan harus ambil langkah tegas,” ungkapnya.

BACA JUGA: Jelang MotoGP Mandalika, Kapolri Jenderal Listyo: Jangan Lengah dalam Penerapan Prokes Covid-19

Jenderal bintang empat itu mengatakan anggota Polri harus miliki keberanian dan ketegasan, tetapi terukur.

“Namun, juga rekan-rekan memiliki sentuhan yang humanis," ungkap Kapolri Jenderal Listyo. 

Dalam penanganan konflik sosial, kata dia, jajaran Polri memiliki pedoman berupa aturan dan standar operasional prosedur (SOP).

Hal itu  telah diatur dalam undang-undang dan peraturan kapolri (perkap). 

Dia meminta pedoman itu dipatuhi, diperhatikan, dan dipelajari jajaran Polri untuk diterapkan dalam cara bertindak ketika menangani permasalahan di lapangan, termasuk konflik sosial.

Mantan Kabareskrim Polri itu juga menekankan pentingnya pengawasan internal yang dilakukan pimpinan Polri di wilayah.

Hal ini guna mencegah terjadinya permasalahan akibat ketidakpahaman anggota dalam cara bertindak.

Kapolri meminta para Kasatwil melakukan kontrol, inspeksi mendadak, dan pengecekan kepada anggotanya, sehingga ketika turun ke lapangan benar-benar sudah siap dengan SOP dan aturan yang ada.

"Karena potensi itulah yang kemudian akan memunculkan masalah kalau tidak teliti, tidak hati-hati. Hal-hal yang harus diwaspadai, yang rentan pada saat melihat kondisi anggota tersebut tidak siap, lebih baik jangan ditugaskan. Ganti dengan yang siap," paparnya.

Mantan Kadiv Propam Polri itu mengatakan permasalahan tidak akan terjadi apabila seluruh personel kepolisian bisa mematuhi aturan, bertindak sesuai SOP, menaati asas legalitas dan proporsional serta nesesitas.

"Asas-asas tersebut harus dipahami sehingga pada saat rekan-rekan melangkah sudah tahu ini risikonya apa, itu risikonya apa," imbuhnya.

Tidak hanya mampu bersikap netral dengan menaati aturan yang ada, Kapolri juga mengingatkan jajarannya berani melakukan tindakan tegas sebagaimana aturan yang ada, apabila memang kondisi dan situasi di lapangan sudah tidak kondusif.

Tindakan tersebut diperlukan karena Polri merupakan institusi yang memastikan situasi keamanan dan ketertiban masyarakat terjaga dengan baik.

Dia mengatakan bahwa setiap permasalahan yang terjadi di lapangan memiliki dinamika tersendiri, sehingga pola penanganannya harus berbeda dan menyesuaikan situasi.

Selain itu, seluruh personel kepolisian juga diminta mampu melakukan pemetaan isu di wilayah tugasnya masing-masing agar cepat melakukan pendekatan persuasif dan dialog terhadap masyarakat.

"Menghadapi orang atau masyarakat, apalagi terkait dengan masalah pembangunan tentunya harus dengan kekuatan dialog yang sangat kuat," ujarnya.

Demikian pula bila menghadapi kelompok-kelompok yang memang memiliki rencana untuk melakukan tindakan anarkistis, tentu caranya juga berbeda.

“Jadi, inilah yang saya minta, tidak semua masalah diselesaikan dengan cara yang sama karena memiliki tingkat kesulitan dan tantangan yang berbeda," kata Kapolri Jenderal Listyo.

Dia memandang penting personel kepolisian mengetahui setiap akar permasalahan, kearifan lokal, dan karakteristik dari setiap wilayah yang ada. 

Dengan demikian, semua potensi permasalahan dapat diselesaikan dengan cara persuasif. (antara/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler