Kapolri : Konstruksi Bangunan Gereja Jadi Evaluasi

Kamis, 29 September 2011 – 08:43 WIB

JAKARTA - Menjaga kenyamanan dan keamanan saat umat Kristiani beribadah, kontruksi bangunan gereja jadi evaluasiTerutama soal penggunaan pintu yang berbeda untuk akses masuk dan keluar gedung

BACA JUGA: Perombakan Kabinet 11-20 Oktober

Hal ini diterangkan Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo usai pertemuan dengan Komisi III DPR RI di ruang KK I Gedung MPR/DPR/DPD, Senayan, Jakarta (28/9).

"Hasil investigasi kami, ledakan di gereja yang ada di Solo terjadi sesaat jemaat hendak keluar gedung
Letaknya berdekatan dengan pintu yang digunakan untuk masuk dan keluar gedung," katanya. 

Bomber bernama Achmad Yosepa Hayat yang ikut tewas dalam ledakan di Gereja Bethel Injil Sepenuh, Kepunton, Solo (25/9), berdasar rekaman CCTV terang Kapolri sengaja mengambil momen masuk ke dalam gedung sekitar pukul 10.55

BACA JUGA: Menteri ESDM Layak Direshuffle

Dimana, saat itu jemaat sudah mulai berkerumun di sekitar pintu yang jadi akses satu-satunya untuk lalu lalang
Kondisi inilah (satu pintu untuk masuk dan keluar) terang Kapolri yang akan jadi bahan evaluasi.  "Mengambil hikmah dari kejadian ini, kontruksi bangunan akan menjadi evaluasi," ujarnya

BACA JUGA: Kemendagri Kukuh Lanjutkan Proyek E-KTP



Kapolri menerangkan soal audit investigasi pasca bom Solo, informasi intelijen sudah ditindaklanjuti dan dijadikan rencana wilayah kepolisianDitempatkannya dua personil kepolisian di gereja yang jadi lokasi ledakan, merupakan bukti nyata ditindaklanjutinya laporan intelijenHasilnya saat hendak pelaksanaan sampai kegiatan ibadah dalam gedung selesai, kata Kapolri, semua berjalan lancar

"Kami akan mengambil hikmah atas insiden iniLedakan terjadi usai ibadah selesai dan jemaat hendak keluar dari pintu yang juga dijadikan pelaku untuk masuk," katanya

Mungkinkah bangunan gereja di Indonesia memiliki akses keluar masuk dari pintu berbeda" Dijelaskan Ketua I Asosiasi Pendeta Indonesia, Wilhelmus Latumahina penerapan akses dua pintu untuk masuk dan keluar dalam gereja sulit untuk dilakukanKarena ini terkait dengan aturan internal gerejaKata Wilhelmus, antara satu gereja dengan gereja lainnya memiliki perbedaan soal prosesi peribadatan. 

"Sulit bagi seluruh gereja yang ada di Indonesia diwajibkan memiliki pintu masuk dan keluar saat hendak beribadah dan usai beribadahKarena ini terkait prosesi pelaksanaan ibadah," terangnya

Tidak hanya soal prosesi ibadah yang membuat gereja sulit membuat akses dua pintu khusus keluar masuk, lokasi tempat peribadatan pun jadi kesulitan tersendiriMengingat sulitnya mengurus perijinan bangunan gereja, maka dipilihlah lokasi seperti mall, ruko atau gedung pertemuan untuk tempat peribadatan

Pria yang juga menjabat Ketua Persekutuan Gereja-gereja Pentakosta Indonesia (PGPI) Provinsi Banten ini menerangkan yang saat ini perlu terus dimaksimalkan untuk kenyamanan beribadah adalah soal kontinuitas pengamananPengamanan kata Wilhelmus tidak hanya dilakukan di gerejaNamun juga semua tempat ibadah yang ada di IndonesiaKarena kata Wilhelmus, bukan hanya gereja yang dijadikan incaran pengebomanNamun Masjid pun masuk dalam sasaran

"Kalau kami boleh meminta, setiap minggu diseluruh gereja ditempatkan petugas kepolisian untuk melakukan pengamanan yang kontinuJadi tidak hanya saat-saat sedang dalam kondisi berbahayaKondisi aman pun, petugas kepolisian kami harapkan melakukan penjagaan," terangnya

Soal kendala minimnya jumlah personil kepolisian untuk ditempatkan menjaga rumah peribadatan, terang Wilhelmus, peran serta masyarakat yang dijadikan rekanan kerja kepolisian perlu dilakukanTermasuk juga penyediaan alat pendeteksi bom atau sejenisnya di setiap gereja-gereja.  "Soal kebutuhan teknis pelaksanaan penjagaan di masing-masing gereja, pihak gereja siap untuk membantu dan menyediakan sesuai dengan kemampuan," katanya.(kin)

BACA ARTIKEL LAINNYA... DPR Desak Tunda e-KTP


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler