Menteri ESDM Layak Direshuffle

Kamis, 29 September 2011 – 07:00 WIB

JAKARTA – Menteri Energi Sumber Daya dan Mineral, Darwin Zahedy Saleh menyatakan pasrah seandainya Presiden SBY mengganti dirinya dari kursi Kabinet Indonesia Bersatu IIMenurutnya, jabatan menteri merupakan amanah, dan reshuffle adalah kewenangan penuh presiden

BACA JUGA: Kemendagri Kukuh Lanjutkan Proyek E-KTP

Namun dia mengaku, sejauh ini isu reshuffle itu tak megganggu kinerjanya.  “Saya serahkan sepenuhnya kepada Bapak Presiden,” kata Darwin di Jakarta, Rabu (28/9).

Ia menegaskan bakal terus bekerja dengan baik dan tidak mau terganggu oleh isu reshuffle yang merebak belakangan ini
Dirinya menuturkan, telah menjalankan amanah yang diberikan dengan penuh tanggung jawab

BACA JUGA: DPR Desak Tunda e-KTP

Meski masih banyak pekerjaan rumah yang mesti dikerjakan, seperti pencapaian produksi minyak mentah, penyelesaian proyek pembangunan pembangkit berkapasitas 10.000 MW tahap pertama dan kedua, pengendalian bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi
“Itu merupakan sejumlah tantangan kita ke depan,” ucapnya.

Presiden Yudhoyono pekan lalu sudah memberikan sinyal kuat akan melakukan reshuffle

BACA JUGA: E-KTP Berpotensi Jadi Proyek Gagal

Posisi Menteri ESDM disebut-sebut menjadi salah satu yang akan dilakukan pergantian seiring dengan memburuknya kinerjanyaBahkan kabar yang berkembang menteri asal Partai Demokrat tersebut kurang akur dengan bawahannya dan sering telat rapat koordinasi.
 
Pengamat perminyakan Pri Agung Rakhmanto menilai Darwin layak digantiKarena menurutnya sejauh ini belum ada prestasi atau kebijakan tegas dan menonjol yang bisa diambil selama sektor ESDM berada di bawah kepemimpinannya“Menurut saya, kalau melihat prestasi kinerjanya selama ini pantas direshuffle,” katanya“Bisa dilihat subsektornya lahKementerian ESDM ini seperti mengalami disorientasi kebijakanArahnya mau ke manaSeperti tidak ada prioritas yang mau dilakukan,”imbuhnya.

Salah satu ketidakjelasan itu adalah menangani lonjakan konsumsi BBM bersubsidi yang kuotanya terus bobol tiap tahunSelai itu, belum dilakukan juga kebijakan tegas untuk mengatasi itu baik itu melalui pembatasan kebijakan bersubsidi atau dengan sistem subsidi tertutup dan sebagainyaBegitu juga dengan beberapa kebijakan lain seperti produksi minyak Indonesia yang masih surut dan tidak tercapai dari target.

Hal senada disampaikan Pengamat Perminyakan KurtubiMenurutnya, ada beberapa indikator Darwin pantas digantiIndikator itu misalnyaanjloknya produksi minyak Indonesia yang tak kunjung mencapai target“Ya karena mengecewekanFaktor indikatornya adalah produksi minyak nasional tetap anjok,” ungkapnya.

Sejauh ini belum ada penanganan konkret yang bisa dilakukan, baik itu menyangkut manajemen pembatasan konsumsi BBM subsidiBelum lagi tidak adanya konsep yang baik soal industri migas dan membuat sektor migas dalam negeri sangat terpuruk“UU Migas juga cacat hukum, namun menteri ini tidak ada inisiatif untuk perbaiki ituJadi layaklah diganti dengan yang lebih bagus,” paparnya(lum)

BACA ARTIKEL LAINNYA... SBY Siapkan Pidato Politik Sebelum Reshuffle


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler