Kapolri Minta Polwan jadi Ujung Tombak Promoter

Minggu, 28 Agustus 2016 – 16:14 WIB
Diskusi program promoter (profesional, modern, dan terpercaya‎) Polri di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat, Minggu (28/8). Foto: Fathan Sinaga/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Kapolri Jenderal Tito Karnavian meminta para polisi wanita (polwan) menjadi ujung tombak dalam program promoter (profesional, modern,‎ dan terpercaya). Program tersebut bertujuan untuk mengembalikan kepercayaan publik kepada Polri.

‎"Saya sangat berharap rekan-rekan polwan bisa menjadi salah satu ujung tombak program promoter yang sudah kami canangkan, yaitu polisi yang lebih profesional, modern, dan terpercaya," kata Tito dalam sambutannya di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Minggu (28/8). 

BACA JUGA: KY Harus Siap-siap, 7 Calon Hakim Agung Bakal Ditolak DPR

Ribuan polwan, hadir dalam acara sekaligus memperingati HUT ke-68 polwan. Tito menilai, peran polwan cukup ‎penting mengembalikan kepercayaan publik yang kian menurun terhadap Polri. "Terutama faktor kultur atau budaya di lingkungan Polri. Kultur dan budaya lingkungan yang belum kondusif sesuai dengan tuntutan zaman yang terbuka saat ini," tambah Tito.

Kapolri juga memandang, masyarakat masih menilai polwan merupakan polisi yang jujur dan bebas dari korupsi. Sehingga, polwan diharapkan bisa menjadi pintu masuk menyentuh hati masyarakat. Tentunya, hal ini untuk mengembalikan kepercayaan Polri kepada masyarakat.

BACA JUGA: Blanko E-KTP Habis? Ah, Hanya Salah Persepsi

‎"Polwan relatif resisten kebal dari budaya korupsi. Kelebihan lainnya polwan memiliki jiwa sensibilitas yang tinggi. Polwan cukup memahami sehingga bisa membantu menangani anggota polisi ataupun warga. Khususnya kasus-kasus yang melibatkan anak atau perempuan," pungkas Tito.

Sementara itu, pakar komunikasi Hamdi Muluk mengapresiasi ‎program promoter yang diluncurkan oleh Kapolri Tito. Menurutnya, sudah waktunya Polri menjemput bola mengambil hati masyarakat.

BACA JUGA: Tujuh Kerusuhan di Awal Masa Jabatan Tito Karnavian

‎"Seperti di Jepang polisi itu tidak menakutkan lagi. Polisi dan masyarakat merupakan mitra. Jadi Pak Tito itu mikirnya paling maju. Polisi itu harus mendapatkan hati masyarakat. ‎Kalau tidak, untuk mencapai polisi yang profesional, itu sulit," kata Hamdi usai acara diskusi prometer di Bundaran HI, Jakarta Pusat.

Hamdi menerangkan, selama ini masyarakat memandang curiga kepada Polri karena dianggap tidak melaksanakan tugas dengan baik. Sehingga, apapun yang disampaikan polisi, dianggap sebagai bencana.

"Sebenarnya orang ingin banyak tertib, hukum dijalankan, dan tenteram. Itu kebutuhan yang mendasar. Nah, masyarakat punya harapan yang sangat tinggi. ‎Masyarakat hanya ingin polisi baik, bersih, jujur, taat aturan, tidak curang, dan tidak memanipulasi. Kalau polisi profesional, kinerjanya bagus, itu polisi yang diidam-idamkan," tukas Hamdi. (mg4/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Setya Novanto Sebut Elektabilitas Golkar Membaik


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler