jpnn.com - JAKARTA - Kepolisian Republik Indonesia sudah memetakan dan mengantisipasi kerawanan-kerawanan dalam setiap tahapan pemilihan umum maupun pemilihan presiden 2014.
"Setiap tahapan pasti ada kerawanan," kata Kapolri Jenderal Sutarman usai memimpin Rapat Pimpinan Nasional Polri 2014 di Gedung Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian, di Jakarta, Selasa (7/1).
BACA JUGA: Muhaimin Minta UMP 2014 Segera Diterapkan
Ia mencontohkan, kerawanan itu antara lain pengerahan massa dan mobilisasi massa. Menurut Sutarman, setiap kebijakan yang dikeluarkan terkait pemilu itu rawan menimbulkan benturan karena akan ada penolakan-penolakan. "Ini rawan benturan," katanya.
Tak hanya itu, kata Sutarman, kerawanan akan adanya money politic, intimidasi atau mempengaruhi seseorang untuk memilih partai politik maupun orang tertentu juga tak luput dari perhatian. "Itu semua sudah dipetakan," katanya.
BACA JUGA: 417 Perusahaan Ajukan Penangguhan UMP
Sutarman menyatakan kemungkinan akan adanya aksi teror untuk mengganggu keamanan pemilu juga menjadi perhatian. "Black campaign pasti ada, kemungkinan teroris ada," kata dia.
Menurut Sutarman, langkah-langkah antisipasi melalui kegiatan preemtif, preventif, cipta kondisi, dan penegakan hukum akan dilakukan. "Itu sudah menjadi tanggungjawab Polri untuk melakukan pengamanan," kata Sutarman.
BACA JUGA: Pelatih Golf Rudi Terancam 20 Tahun Penjara
Pada bagian lain, Sutarman mengatakan, Rapim Polri kali ini memiliki nilai strategis. Antara lain, mengevaluasi apa yang sudah diperoleh dan belum dilakukan pada 2013. "Sehingga nanti akan dimasukkan dalam rencana strategis 2014," kata Sutarman.
Kemudian, untuk persiapan menghadapi pemilu 2014. Menurut Sutarman, Polri akan menyiapkan seluruh kemampuan untuk menghadapi dan mengamankan tahapan-tahapan pemilu. "Sehingga bisa berjalan aman dan lancar," tegasnya.
Kemudian, Sutarman menambahkan, ini juga untuk merumuskan rencana strategis tahap ketiga 2014-2015. "Sekaligus mengevaluasi renstra dua pada 2014 ini," ungkapnya.
Dalam rapim itu juga, kata Kapolri, akan membahas apakah grand strategi Polri 2005-2025, perlu dievaluasi atau tidak.
Sebab, hal itu akan menjadi acuan perjalanan pembangunan Polri sampai dengan minimal 25 tahun ke depan.
"Sehingga kita kumpul membahas masalah secara strategis termasuk soal taktik dan teknis kepolisian khususnya dalam rangka pengamanan pemilu 2014," ungkapnya. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pasek Dicecar Soal Kongres Demokrat
Redaktur : Tim Redaksi