Kapolri: Semua TPS di Aceh Rawan

Selasa, 03 Maret 2009 – 09:21 WIB
JAKARTA- Pemerintah tak mau ambil resiko mengamankan pemiluJajaran Menkopolhukam sudah menyusun berbagai kerawanan yang mungkin timbul pada perhelatan demokrasi terbesar di Indonesia itu

BACA JUGA: Kalla Gerilya Dukungan di Jabar

Salah satunya, ancaman terorisme

   
"Terorisme tetap menjadi perhatian utama," ujar Menkopolhukam Widodo AS dalam rapat kerja dengan komisi I DPR Senin (02/03)

BACA JUGA: Bawaslu Pecat 16 Panwas

Widodo didampingi Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri, Jaksa Agung Hendarman Supandji, Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono, Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso dan kepala BIN Syamsir Siregar

   
Menurut Widodo, tidak ada kejadian menonjol terkait terorisme sejak tahun 2005

BACA JUGA: PKS Dorong Hapus Kodam

"Namun, justru itu menjadi catatan penting dan tidak menghilangkan kewaspadaan," kata mantan panglima TNI ituMenkopolhukam sudah membentuk Desk Koordinasi Pemberantasan Terorisme ( DKPT) yang berkantor di jalan Merdeka Barat
   
Untuk mengantisipasi kerawanan pemilu, Kapolri juga sudah menyiapkan 371.614 anggotanya yang akan mengawal setiap tempat pemungutan suaraPolisi membagi TPS dalam tiga kriteria yakni TPS Aman, TPS Rawan 1 dan TPS Rawan 2
   
"Khusus untuk Aceh tidak ada TPS Aman, disana semuanya rawan," kata Bambang HendarsoDari 512.188 tps se Indonesia, polisi memperkirakan ada 61.705 tps katagori rawan 1 dan 20.501 tps katagori rawan 2.
   
"Itu dilihat dari letak geografis, potensi konflik dan kriminalitas," kata mantan Kabareskrim ituJika tps masuk rawan 2 , maka satu tps akan dijaga dua polisiJika rawan 1 akan dijaga satu polisi per tps"Jika aman, maka beberapa tps dijaga oleh  dua polisi dan ditambah mobil patroli,"tambahnya
   
Dana pengamanan pemilu, kata Bambang, sepenuhnya dari pemerintah pusatJumlahnya, Rp 1,8 triliun"Sudah saya instruksikan agar tiap Polres tidak menerima dana bantuan dari pemdaSebab, dana dari pusat sudah turun dan langsung disalurkan dalam 1.031 satuan kerja anggaran," katanya
   
Anggota Komisi 1 DPR Slamet Efendi Yusuf menilai persiapan Polri sudah baik."Tapi, jangan ada kesan pemilu akan rusuh, akan rawan, akan bahaya.Itu membuat masyarakat cemas," kata politisi Golkar itu.
   
Politisi PDI-P Suparlan menambahkan, BIN harus ekstra siaga menjelang pencoblosan"Justru kerawanan sosial karena hidup sulit itu harus diwaspadaiIni harus jadi perhatian pak Syamsir," katanya.
   
Kepala BIN Syamsir Siregar hanya mengangguk-anggukkan kepala sembari menghisap rokok putihnyaSyamsir memang perokok kelas wahid, bahkan dalam rapat dengan DPR sekalipunJawa Pos mencatat dalam lima  menit, purnawirawan mayor jendral itu mampu menghabiskan dua batang rokok, begitu seterusnya hingga rapat sejak pukul 13 hingga 19 itu berakhir.(rdl/aga)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kalla Mungkin Diajak Gabung Ciganjur II


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler