Menjelang pertemuan puncak Gereja Katolik untuk membahas pencegahan pelecehan seksual terhadap anak-anak, dua kardinal konservatif melontarkan pernyataan kontroversial mengenai adanya "agenda homoseksual" dalam kejahatan tersebut.
Dalam surat terbuka, Kardinal Raymond Burke asal AS dan Kardinal Walter Brandmuller asal Jerman, menyatakan pelecehan terhadap anak-anak di institusi Gereja Katolik bukan semata-mata disebabkan penyalahgunaan kewenangan para tokoh agama. Hal ini, kata mereka, disebabkan oleh "krisis yang jauh lebih besar".
BACA JUGA: Shamima Begum Juga Bukan Warga Negara Bangladesh
"Wabah agenda homoseksual telah menyebar di dalam lingkungan gereja, dipromosikan oleh jaringan terorganisir dan dilindungi oleh iklim keterlibatan dan konspirasi untuk mendiamkannya," demikian isi surat mereka.
Kedua kardinal ini dikenal sebagai penentang keras Paus Fransiskus. Keduanya tergolong dalam sayap tradisionalis Gereja Katolik.
BACA JUGA: Kombatan ISIS Tak Keberatan Dicabut Kewarganegaraannya di Australia
Mereka percaya bahwa homoseksualitas merupakan faktor penyebab utama terjadinya pelecehan yang dilakukan para tokoh agama.
Namun Uskup Agung Brisbane, Mark Coleridge, salah satu pemuka Katolik paling senior di Australia, mengatakan sama sekali tak setuju dengan pernyataan kedua kardinal.
BACA JUGA: Pemerintah Thailand Tangani Negosiasi Film Penyelamatan Tim Bola
"Kedua kardinal itu dikenal karena kritikan semacam ini, yang jelas saya tolak dan juga banyak orang lain menolaknya," katanya Uskup Agung Coleridge yang saat ini berada di Vatikan.
"Sejauh pengetahuan saya, Paus Fransiskus dan banyak lainnya, permasalahannya yaitu penyalahgunaan kewenangan," tambahnya. Photo: Uskup Agung Brisbane Mark Coleridge membantah pernyataan dua kardinal kontroversial soal adanya agenda kaum homo di lingkungan Gereja Katolik. (ABC News: Lincoln Rothall)
Namun Uskup Agung Coleridge mengingatkan perlunya langkah-langkah konkret yang harus dipatuhi para uskup setelah pertemuan. Jika tidak, katanya, hal ini akan dilihat hanya sebagai basa-basi.
"Saya kira kata-kata cukuplah sudah. Kita perlu tindakan yang didasarkan atas pengakuan adanya keadaan darurat," katanya.
Para korban pelecehan seksual di lingkungan gereja juga mengecam surat kedua kardinal.
Sebanyak 12 korban menemui para kardinal yang mengorganisir pertemuan Vatikan pada hari Rabu (21/2/2019). Mereka menyampaikan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap Vatikan mengalami penurunan drastis.
Warga AS Phil Saviano yang pernah jadi korban pelecehan turut hadir dalam pertemuan.
Kisah yang dialami Saviano diceritakan dalam film Spotlight yang terkenal. Kisahnya ini mendorong penyelidikan besar-besaran terhadap pelecehan seksual anak-anak yang dilakukan oleh tokoh gereja di Boston.
Saviano mengatakan, menyalahkan para pastor gay sebagai biang meluasnya pelecehan terhadap anak-anak sama sekali tidak akurat.
"Itu tidak akan mengarah pada solusi yang tepat," katanya.
Selain itu, juga akan menghina semua wanita yang mengalami pelecehan seksual sebagai anak-anak di lingkungan gereja.
Vatikan menyatakan, Paus Fransiskus menggelar pertemuan puncak 190 uskup dan kepala ordo-ordo Katolik untuk memastikan para pemimpin gereja bertanggung jawab kepada para korban. Photo: Paus Fransiskus menggelar pertemuan membahas upaya mencegah pelecehan seksual anak-anak di lingkungan gereja. (AP: Andrew Medichini)
Pekan lalu, Paus memberhentikan Theodore McCarrick, mantan kardinal dan uskup agung Washington, setelah diputuskan bersalah melakukan pelecehan seksual terhadap anak-anak dan para seminaris.
Langkah ini merupakan yang pertama kalinya ada kardinal diberhentikan karena pelecehan seksual.
Paus Fransiskus sebelumnya mengatakan "prihatin" dengan masalah homoseksualitas di kalangan tokoh gereja.
"Masalah homoseksualitas adalah isu sangat serius yang harus diperhatikan sejak awal di kalangan kandidat," katanya dalam buku The Strength of Vocation, yang dirilis pada Desember 2018.
Ikuti juga berita lainnya dari ABC Indonesia.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jejak Pesawat Terbang Berbentuk Tulisan Im Bored Di Angkasa Adelaide