Karen Agustiawan Teruskan Reformasi di Pertamina

Sabtu, 07 Februari 2009 – 09:09 WIB
JAKARTA - Jabatan prestisius Dirut Pertamina tidak membuat Galaila Karen Agustiawan kehilangan karakternya sebagai seorang wanitaPada acara pisah sambut manajemen baru di Kantor Pusat Pertamina kemarin (6/2), ibu tiga orang anak itu tak kuasa menahan air mata saat memberikan apresiasi kepada mantan Dirut Pertamina Ari H

BACA JUGA: Pemesanan Sukuk Ritel Capai Rp964 M

Soemarno.

''Pak Ari adalah mentor saya
Saya banyak belajar dari beliau

BACA JUGA: Karen Janji Tolak Intervensi

Beliau banyak memberikan pengetahuan kepada saya
Saya sadar, tugas Pak Ari memimpin Pertamina bukanlah tugas yang ringan

BACA JUGA: SBY: Optimalkan Pasar Domestik

Pertamina ini berbeda, rumit, dan kompleks,'' ujarnya terbata-bata sambil mengusap air mata.

Menurut Karen, proses transformasi yang sudah dirintis direksi sebelumnya tidak boleh berhenti meski pucuk pimpinan Pertamina dan jajaran komisaris berubah''Kita harus meneruskan apa yang sudah dirintis Pak Ari dan Pak Iin (mantan Wadirut Iin Arifin Takhyan)Langkah-langkah yang sudah direncanakan harus diimplementasikan agar target Pertamina menjadi world class company bisa tercapai,'' katanya.

Sejak memasuki lingkaran pejabat tinggi Pertamina, Karen memang dikenal dekat dengan Ari HSoemarnoBahkan, Ari pula yang meminta Karen duduk di kursi staf ahli Dirut Pertamina di bidang hulu (eksplorasi dan produksi) migas pada Desember 2006.

Tampaknya, Ari kepincut dengan pengalaman Karen yang sudah malang melintang di industri migas sejak 1984Daftar pengalaman wanita kelahiran Bandung, 19 Oktober 1958, tersebut bisa menjadi cermin kapasitasnya di bidang hulu migas.

Setelah menimba ilmu teknik fisika di Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 1978-1983, Karen langsung berkarir di industri migas dengan bergabung MobilOil IndonesiaSaat itu dia menjadi analis dan programmer dalam pemetaan sistem eksplorasi selama 1984-1986Pada 1987-1988, posisi Karen meningkat menjadi seismic processor and quality controller MobilOil Indonesia untuk beberapa proyek seismik Rokan, Sumatera Utara, dan Madura.

Selanjutnya, pada 1989-1992, Karen naik kelas saat diboyong MobilOil Dallas ke ASDi Negeri Paman Sam itu, dia dipercaya menjadi seismic processor dan seismic interpreter untuk beberapa proyek di mancanegaraPada periode 1992-1993, Karen kembali ke tanah air untuk menjadi project leader di bagian eksplorasi MobilOil yang menangani seluruh aplikasi studi G & G dan infrastruktur.

Setelah itu, pada 1993-1994, Karen sempat meninggalkan dunia migas saat mengikuti suaminya, Herman Agustiawan (anggota Dewan Energi Nasional dari unsur konsumen) untuk mengambil program doktoral di Southern Methodist University, Dallas, AS.

Dua tahun di AS, Karen kembali terjun ke industri migas pada 1994-1996Dia kembali masuk ke MobilOil Indonesia untuk meneruskan tugas sebagai project leader di bagian eksplorasiSetelah itu, pada akhir 1996, Karen keluar dari MobilOil Indonesia yang kini sudah diakuisisi Exxon dan bergabung menjadi ExxonMobil Oil Indonesia.

Barulah pada 1998 Karen kembali terjun ke industri migas dengan menjadi product manager G & G and data management applications di CGG Petrosystems IndonesiaDi situ, Karen bertanggung jawab atas pengembangan bisnis dan pemasaran perusahaan-perusahaan migas, termasuk Pertamina.

Setahun kemudian Karen bergabung Landmark Concurrent Solusi Indonesia sebagai spesialis pengembangan pasar dan integrated information management (IIM)Selanjutnya, pada 2000, Karen dipromosikan menjadi business development manager untuk beberapa klien seperti ExxonMobil, Pertamina, BP Migas, dan Ditjen Migas Departemen ESDMDi sini Karen sukses menjalankan beberapa studi eksplorasi untuk beberapa unit bisnis PertaminaDi antaranya, di Jambi, Cepu, dan Prabumulih.

Kemudian, pada 2002 hingga 2006, Karen menapaki karir baru dengan bergabung ke perusahaan konsultan migas Halliburton Indonesia sebagai commercial manager for consulting and project managementJabatannya di Halliburton juga menjadi pintu masuk untuk mengenal para pejabat tinggi di sektor migasSebab, tanggung jawab Karen juga meliputi pembinaan hubungan dengan Departemen ESDM, BP Migas, dan Ditjen Migas, termasuk Pertamina.

Sejak Desember 2006, Karen direkrut Ari HSoemarno yang saat itu menjabat Dirut Pertamina sebagai staf ahliBarulah pada Maret 2008 Karena diangkat sebagai direktur hulu menggantikan Sukusen SoemarindaJadi, cukup dua tahun Karen mencapai posisi puncak di BUMN migas yang tahun lalu membukukan laba Rp 30 triliun itu.

Dalam acara pisah sambut kemarin, Ari HSoemarno kembali mewanti-wanti direksi baru agar terus melanjutkan program transformasi yang sudah mulai berjalan di Pertamina''Ini harus tetap dijaga,'' ujar kakak mantan Menperindag Rini Soemarno itu.

Saat ditanya terkait program konkret yang bakal dijalankan jajaran direksi baru Pertamina, Karen kembali mengulangi komitmennya untuk memprioritaskan sektor hilir atau distribusi BBM dan elpiji''Saya juga ingin meningkatkan aspek safety dan security, baik di pengolahan, depot, maupun sektor hulu,'' katanya.

Wakil Ketua Komisi VII DPR Sutan Bhatoegana menilai, Karen sebagai sosok yang pas memimpin PertaminaSelain ahli di sektor hulu, dia dinilai berpengalaman di bidang manajemen perusahaanHal itu diperlukan untuk memperbaiki sistem distribusi hilir BBM dan elpiji''Perusahaan dengan komplesitas seperti Pertamina, tampaknya, memang membutuhkan sentuhan seorang wanita,'' ujarnya.

Sebelumnya, Karen membeber enam langkah yang menjadi prioritas manajemen baruYakni, mengimplementasikan kebijakan yang sudah disepakati dalam rencana jangka panjang PertaminaKemudian, mengedepankan aspek efektivitas, efisiensi, dan keselamatan operasionalLalu, memperbaiki aspek distribusi dan keamanan pasokan (security of supply) BBM, elpiji, dan biofuel melalui peningkatan efektivitas dan efisiensi di setiap lini.

Selain itu, memonitor secara melekat pengusahaan di sektor hulu sebagai pencetak laba terbesar PertaminaLantas, melanjutkan transformasi Pertamina serta mendorong profesionalisme pekerja agar mampu menjaga integritas, jujur, bersikap terbuka, berani melakukan terobosan, dan tetap mengutamakan profesionalisme.

Sedangkan Wakil Dirut Pertamina adalah Omar SAnwarDia sebelumnya adalah Presdir PT Rio Tinto Indonesia, perusahaan tambang asal AustraliaSebelum di Rio Tinto, Omar dikenal sebagai banker kawakanAlumnus George Washington University, AS, itu memulai karir pada 1983 sebagai akuntan dan analis di perusahaan migas di Houston, TexasSetelah itu, Omar berkarir di sejumlah bank lokal dan bank asing dengan jabatan terakhir direktur konsumer PT Bank Mandiri Tbk(owi/oki)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pertumbuhan Ekonomi 2009 Melambat


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler