Karena Bersikap Keras kepada Pemerintah

Rabu, 07 Juli 2010 – 07:03 WIB

JOGJA -- Kepala Pusat Studi Muhammadiyah Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Asep Purnama Bahtiar melihat upaya voting dalam pemilihan ketua umum (Ketum) PP Muhammadiyah merupakan ekor renggangnya hubungan organisasi tersebut dengan pemerintah"Ini untuk kemaslahatan organisasi, bukan kemaslahatan orang per orang," kata Asep di gedung A.R

BACA JUGA: Ada Upaya Jegal Din di Voting Ketum

Fachruddin, kompleks UMY, kemarin (6/7)


Menurut dia, voting pemilihan orang nomor satu di Muhammadiyah bukan barang baru

BACA JUGA: Aisyiyah Pilih Lima Formatur

Dia mencontohkan, ketika Abdul Rozak (A.R.) Fachruddin akan dipercaya menjabat ketua umum kali ketiga
Yakni, periode 1978?1982 dalam muktamar 1978 di Surabaya.

Kala itu, jelas Asep, yang mendapat suara terbanyak adalah Buya Achmad Dimyati

BACA JUGA: Ada Transfer Pengusaha Ke Jendral

Di sisi lain, Dimyati dikenal sebagai kader Muhammadiyah yang berwatak kerasDengan kondisi Orde Baru ketika itu, sangat riskan Muhammadiyah dinakhodai dengan gaya kepemimpinan ala Dimyati yang keras"Melalui voting, Pak A.Rterpilih lagi," ujarnya.

Bagi Asep, situasi yang sama terjadi pada Muktamar 2010 di JogjaDin bagi sejumlah kalangan diakui terlalu keras terhadap pemerintahKarena itu, tidak sedikit pengurus Muhammadiyah di daerah maupun wilayah yang terkena imbasnya.

"Kami sering mendapat info, komunikasi warga Muhammadiyah dengan pemerintah daerah terganggu," ungkap AsepBagi dia, informasi tersebut seolah-olah melegitimasi untuk tidak membangun hubungan baikSelain itu, kondisi saat ini memang jauh jika disamakan dengan masa Orde BaruNamun, terang dia, ada pertimbangan bahwa psikologis penguasa saat ini kurang bersahabat dengan para oposisi"Pertanyaannya, apakah Presiden SBY nyaman atau tidak dengan gaya kepemimpinan Din?" ulas Asep

Ketika menteri pendidikan nasional tidak dari representasi Muhammadiyah maupun kepanjangan tangan Partai Amanat Nasional, papar dia, berkembang kegelisahan di antara warga Muhammadiyah"Apa karena pendekatan ketua umum yang membuat Muhammadiyah tak punya menteri lagi," ujarnya(aga/sep/c6/tof)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bentuk Tim Monitoring Elpiji


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler