jpnn.com - PALEMBANG - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi pada empat kecamatan, yakni Air Sugihan, Pangkalan Lampam, Pancawarna dan Jungkal, di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, masih sulit dipadamkan.
Karhutla pada empat kecamatan di OKI itu memicu kabut asap yang makin menebal di Kota Palembang, dan membuat kualitas udara kian memburuk. Dari pantauan QIAir, nilai Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) Kota Palembang berada di level berbahaya dengan PM 2,5 mencapai 348 mikrogram per meter kubik pada Selasa (17/10) pagi.
BACA JUGA: Karhutla di Bunguran Timur Natuna Hanguskan 5 Hektare Padang Ilalang
"Ada empat kecamatan di Kabupaten Ogan Komering Ilir yang sulit dipadamkan (karhutlanya), terutama di Kecamatan Jungkal. Karena di Kecamatan Jungkal ini rata-rata lahan gambut," kata Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim Kebakaran Hutan dan Lahan Wilayah Sumatera Ferdian Krisnanto, Selasa (17/10).
Ferdian menambahkan bahwa ada ribuan hektare lahan yang terbakar di Kecamatan Jungkal, Ogan Komering Ilir, Sumsel, tersebut. "Kami sudah 35 hari melakukan pemadaman di Kecamatan Jungkal, tetapi sampai saat ini api belum dapat dipadamkan," ungkap Ferdian.
Selain itu, lanjut dia, ketersediaan air yang saat ini hanya dari Sungai Komering dengan jarak tempuh 14 kilometer dari lokasi kejadian, juga menjadi kendala dalam proses pemadaman. Kemudian, lanjut dia, minimnya jumlah personel dari Manggala Agni, juga menjadi salah satu kendala pemadaman karhutla di sana.
"Personel dari Manggala Agni hanya 100 orang yang dikerahkan ke Kecamatan Jungkal, dari jumlah 330 personel di Sumsel," tambah Ferdian.
BACA JUGA: Irjen Rusdi Tegaskan Polda Jambi Sudah Menetapkan 12 Tersangka Karhutla
Kendati demikian, dia menegaskan, Satuan Tugas Karhutla masih berupaya memadamkan lahan dengan metode pembasahan. "Juga membuat kanal di sekitar lahan yang akan dialirkan air dari sungai," pungkas Ferdian. (mcr35/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Cuci Hati