PRETORIA - Menjelang semakin dekatnya kick off Piala Dunia (PD) 2010, warga Afrika Selatan (Afsel) semakin sering menggelar pawai dan karnavalJika Rabu (9/6) lalu ratusan ribu hingga jutaan warga Afsel tumpah ruah di jalan-jalan Johannesburg untuk memberi semangat dan menyambut pawai tim Bafana Bafana, Kamis (10/6) kemarin digelar karnaval di Pretoria.
Karnaval yang diberi nama "Mushanda Carnaval" untuk menyambut piala dunia itu, tak hanya diikuti berbagai kelompok warga Afsel saja
BACA JUGA: Sekolah Libur Sebulan Penuh
Perwakilan dari negara-negara lain yang bukan kontestan piala dunia juga ikut, termasuk IndonesiaSekilas, Dedi menjelaskan bahwa pencak silat asal Indonesia itu sudah masuk di Afsel sejak Januari lalu
BACA JUGA: Mendua untuk Brazil dan Spanyol
"Sampai sekarang sudah ada 200-an murid yang ikut di pencak silat ituSayang, dalam karnaval kali ini tersebut, murid-murid pencak silat Al Azhar yang ikut pawai hanya belasan orang saja
BACA JUGA: Dari Dulu Favoritkan Brazil
"Kebanyakan terkendala transportasi," kata Dedi.Sekitar pukul 10.00 waktu setempat, tim dari Indonesia yang diwakili pencak silat Al Azhar dengan seragam kebesaran berwarna merah-putih itu, sudah berada di Arcadia Park, semacam alon-alon di depan Pretoria Art Museum.
Lantas tak berapa lama, muncul sekelompok orang lagi berjumlah 11 orang, yang semuanya bertelanjang dada, termasuk dua perempuan yang berada di depanDua perempuan yang hanya mengenakan semacam rok serta berbagai atribut di kepala ini membawa bendera NamibiaYang pria mengenakan berbagai macam atribut yang dilingkarkan di kepala dan lehernyaMereka memang wakil dari negara Namibia yang ikut karnaval hari itu.
Warga setempat tentu saja tak ketinggalan ikut serta dalam karnaval ituMisalnya, ada 11 orang pengendara motor ber-CC besar (di atas 250 cc) yang ikut berpartisipasiSejak akan masuk ke Arcadia Park, mereka yang tergabung dalam Club Desperados itu sudah memainkan gas motornya dengan irama tertentuBegitu masuk Arcadia Park, mereka disambut kerumunan anak muda yang sudah siap dengan tiupan vuvuzela (teromet khas Afsel)-nya.
"Kami punya puluhan anggota(Tapi) yang bisa ikut pawai hanya iniKami juga akan menonton pertandingan bersama-sama, saat Bafana Bafana melawan Meksiko besok," kata Jabo, presiden dari komunitas tersebut.
Yang juga tak kalah menariknya dari para peserta karnaval itu adalah grup yang terdiri dari ibu-ibu gemukJumlahnya 24 orangSemuanya mengenakan kaus kesebelasan Bafana Bafana, dan dua orang mengenakan seragam wasitDengan aba-aba tertentu berbahasa tradisional setempat, mereka menari-nari, menonjolkan gerakan kaki, seperti sedang memutar-mutar dan mempermainkan bola.
Sementara kelompok anak muda diwakili oleh puluhan pemuda-pemudi yang berseragam mirip marching bandDari mereka ini, ada 12 cewek yang menari-nari di depanGerakannya agak mirip poco-pocoHanya saja, mereka lebih menonjolkan gerakan kaki dan pinggul"Hu.hu..ayoba..! Hu.hu..Ayoba..!" Begitu mereka berteriak kompak sambil menari-nariAyoba adalah bahasa Afsel untuk mengekspresikan kegilaan.
Pawai iring-iringan peserta karnaval itu mulai start berjalan pukul 11.30 waktu setempat (di Indonesia lebih cepat)"Sebenarnya harus dimulai pukul 10.00Tapi, di sini (juga) sudah terbiasa jam karet," kata Dedi pula(kum)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Belajar Bahasa Inggris, Kenali Umpatan
Redaktur : Tim Redaksi