jpnn.com, LANDAK - Bupati Landak, dr. Karolin Margret Natasa mengatakan pemanfaatan media audio visual dan dunia maya harus dimaksimalkan terutama dalam mencegah berkembangnya paham radikalisme di kalangan generasi milenial.
“Anak-anak generasi milenial tidak bisa hanya diransang pada satu sensorik, tidak bisa hanya mendengarkan, anak-anak generasi milenial terbiasa dengan gadget. Kalau kita berbicara bagaimana menangkal paham radikal, memberikan pemahaman terkait hal tersebut, media audio-visual dan dunia maya harus kita maksimalkan,” tutur Karolin saat pembukaan Seminar Sehari Menangkal Paham Radikalisme pada generasi muda di Landak, Kalimantan Barat, Selasa (31/10).
BACA JUGA: Sulit Punya Rumah Tapak, Generasi Milenial Pilih Apartemen
Menurut Karolin, pemerintah saat ini dituntut untuk mampu berinovasi dengan memanfaatkan teknologi yang ada dan mampu menyesuaikan dengan perkembangan masa kini. Permasalahan utama, kata Katolin, adalah cara yang digunakan pemerintah saat ini cenderung monoton dan konvensional sebagai contoh kegiatan seminar, sementara para penganut paham radikal telah selangkah lebih maju dengan memanfaatkan media sosial dan audio-visual yang ada.
Dalam kesempatan itu, Karolin mengajak agar memodifikasi cara kita untuk bisa memberikan pemahaman. Karena para penganut paham radikalisme dan terorisme itu sudah menggunakan cara yang lebih maju dibandingkan Pemerintah.
BACA JUGA: Ikuti Jejak Lotus, Debenhams Segera Tutup
“Pemerintah saat ini belum mampu berinovasi, sementara pihak lawan sangat agresif dengan memanfaatkan teknologi yang ada. Mau tidak mau para pengambil keputusan, para pemimpin di negara ini harus mengikuti perkembangan zaman,” tegas Karolin.
Terkait dengan instrumen yang digunakan untuk menangkal paham radikalisme di masyarakat, mantan anggota komisi IX DPR RI ini secara tegas mengatakan Pancasila merupakan satu-satunya paham yang dapat menjaga keutuhan negara Indonesia.
BACA JUGA: Prabowo Dukung Karolin Jadi Cagub Kalbar, Tapi...
“Radikalisme dan Terorisme itu hanya salah satu ancaman, nanti akan ada ancaman-ancaman lain yang akan mendera bangsa kita,” kata Karolin yang juga Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Katolik ini.
Menurutnya, Pancasila sebagai ideologi bangsa yang digali dari keberagamanan kehidupan berbangsa dapat kita implementasikan di dalam kehidupan sehari-hari. Sebab paham apapun yang mencoba masuk, itu niscaya dapat kita tangkal dan dicegah dan kita mulai dari memberikan pemahaman tentang hal tersebut kepada generasi muda sebagai generasi penerus bangsa dimasa yang akan datang,” pungkas Karolin.(fri/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Telkomsel Kuasai 40 Persen Pangsa Pasar Anak Muda
Redaktur & Reporter : Friederich