jpnn.com, TULUNGAGUNG - Dari 29 guru di Tulungagung, Jatim, yang mengajukan naik tingkat, hanya enam saja yang lolos.
Diduga biang kerok kegagalan adalah belum lengkap dan terpenuhinya semua persyaratan.
BACA JUGA: Pelajar Indonesia Sabet Tujuh Medali di IESO 2017
“Sebenarnya ada cukup banyak yang mengajukan kenaikan tingkat, namun hanya sebagian kecil yang lolos,” kata Kepala Cabang Dinas Pendidikan Jawa Timur wilayah Tulungagung Solikin kemarin (31/8).
Menurut dia, salah satu pemicu yang kerap menjadi batu sandungan adalah karya ilmiah guru yang menginginkan kenaikan tingkat.
BACA JUGA: Ini Gedung SD Negeri, di Indonesia Bung!
Karena ini bisa menambah kredit poin guru bersangkutan jika terpublikasi dengan benar. Khususnya termuat di media massa untuk mendapatkan uji publik terhadap artikel yang dibuat. “Hal ini juga harus diperhatikan dengan seksama,” tegasnya.
Mantan Kepala SMPN 2 Ngunut ini mengakui, segala persyaratan yang dimiliki 23 guru yang gagal lolos kenaikan tingkat ini nyaris tidak memiliki masalah.
BACA JUGA: Ada 190 Ribu PAUD Tersebar di Indonesia, tapi Masih Banyak Anak Tidak Terlayani
Bahkan poin yang didapatkan pun hanya kurang sedikit untuk mencapai standar yang ditentukan. Sedangkan enam guru yang lolos, sudah bisa memenuhi persyaratan wajib yang dipatok dari provinsi.
“Setahu saya, kurangnya hanya sekitar dua poin saja. Dan ini ditemukan pada karya ilmiah yang belum terpublikasikan,” ujarnya.
Sekadar diketahui, pada periode Oktober nanti hanya ada 6 orang guru yang melenggang naik tingkat. Mereka bisa memenuhi 100 persen persyaratan yang dibutuhkan.
Dan ini diverifikasi dan dinilai langsung dari provinsi. Meskipun dalam hal ini, cabdin berharap penilaian bisa dilakukan di tingkat kabupaten/kota saja.
Guru memang tidak bisa bermain-main. Karena semua menerapkan sistem online untuk menjamin keotentikan persyaratan yang diajukan.
Untuk itu, pada periode April 2018 nanti, pihaknya berharap para guru yang ingin naik tingkat harus mempersiapkan banyak hal agar tidak sampai gagal.
Dan 23 guru yang gagal tersebut, bisa ikut mengajukan lagi. “Secara garis besar, kami tidak memiliki besaran target yang ikut naik tingkat. Apalagi setiap tahun selalu ada hal yang sama, yakni periode April dan Oktober. Dan dipastikan jumlahnya bakal terus bertambah,” tandasnya.(rka/din)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mendikbud: Banyak Negara Asia Tenggara Cuek pada PAUD
Redaktur & Reporter : Soetomo