jpnn.com - TANGERANG – Satpol PP Kota Tangerang mengamankan 8 Pekerja Seks Komersil (PSK) yang kerap mangkal di Jalan Asem, Neglasari serta Jalan Merdeka, Cimone Kota Tangerang. Dalam razia yang dilaksanakan Minggu (23/3) dini hari itu, keseluruhan PSK dikirimkan ke Pasar Rebo, Jakarta untuk direhabilitasi.
Sedianya, aksi rajia ini sudah dilakukan dua hari sebelumnya. Saat itu, petugas mengamankan lima PSK yang mangkal di lokasi tersebut. Namun dua hari berselang petugas masih mendapati delapan PSK yang mangkal di kawasan itu.
BACA JUGA: 3752 Angkot Depok Dilarang Beroperasi
“Mereka (PSK) seperti jamur. Tumbuh terus. Padahal baru dua hari lalu kami razia,” kata Mumung, Kasatpol PP Kota Tangerang.
Menurut Mumung, rajia ini bagian dari penegakan Perda nomor 7 dan 8 tentang pelarangan peredaran minuman beralkohol serta kegiatan prostitusi di Kota Akhlakul Karimah (sebutan lain Kota Tangerang, red). Masih menurut Mumung, aktifitas prostitusi tetap marak di Kota Tangerang karena masih adanya hotel-hotel kelas Melati yang tidak disiplin dalam menerima tamu. Dalam artian, pemeriksaan oleh pengelola hotel terhadap identitas tamu yang menginap tidak terlalu ketat. Bahkan terang Mumung, ada juga warga yang sengaja menyewakan kontrakan kepada para PSK untuk digunakan sebagai tempat melayani lelaki hidung belang. Tarifnya Rp40 ribu untuk sekali menggunakan kontrakan.
BACA JUGA: Gerindra Bantah tak Lunasi Jualan Pedagang Asongan
“Ini akan kami dalami lagi. Bila perlu pemilik kontrakan kami beri sanksi,” katanya.
Setelah didata para PSK tersebut terang Mumung dikirimkan ke Panti Rehabilitasi di kawasan Pasar Rebo Jakarta. Biasanya, para PSK akan mengikuti rehabilitasi sekitar 6 bulan.
BACA JUGA: Pedagang Asongan Kecele, Gerindra hanya Bayar Separuh
“Kami kirimkan ke Pasar Rebo. Jadi disana mereka akan mendapat pembinaan,” katanya.
DS, 28, salah satu PSK yang terjaring mengatakan hanya berpasrah. Menurutnya, dirinya sudah beberapa bulan terakhir mengadu nasib sebagai PSK di Kota Tangerang. Sebelumnya, DS mengaku mangkal di kawasan Jakarta Barat.
“Lagi apes mungkin. Kerja begini juga untuk memenuhi kebutuhan hidup. Suami tidak punya anak saya ada dua,” katanya sembari mengatakan untuk satu kali melayani lelaki hidung belang dirinya mematok tarif Rp 300 ribu. Nilai itu sudah termasuk biaya kamar kontrakan. (fin/indopos.co.id)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 52 Simpatisan Parpol kena Tilang
Redaktur : Tim Redaksi