Kasihan Bima Sakti

Jumat, 23 November 2018 – 11:12 WIB
Bima Sakti, Kurnia Sandi dan Kurniawan Dwi Yulianto saat memimpin latihan Timnas Indonesia. Foto: Jawa Pos

jpnn.com, JAKARTA - Bima Sakti bak ketiban sampur ketika ditunjuk untuk menangani Timnas Indonesia untuk Piala AFF 2018. Kurang pengalaman, baru menjadi asisten pelatih sebelumnya Luis Milla kurang lebih 1,7 tahun, eks gelandang timnas itu tidak punya pilihan lain kecuali menerima pinangan PSSI.

Hasilnya, prestasi Timnas di Piala AFF 2018 karut-marut. Belum menyelesaikan semua pertandingan di babak fase grup, Tim Garuda gagal melangkah ke semi final. Gagal untuk keempat kalinya lolos dari babak fase grup dalam 12 edisi Piala AFF yang sudah diselenggarakan.

BACA JUGA: Nih, Kata Legenda Sepak Bola tentang Timnas Indonesia

Bima pun jadi sorotan atas gagalnya Timnas di Piala AFF 2018. Kritikan hingga ujatan diberikan padanya. Banyak yang menyebut, gara-gara pria asli Balikpapan itu, Merah Putih harus mengubur mimpinya untuk kali pertama mengangkat trofi juara event sepak bola bergengsi di Asia Tenggara itu.

Bima pun angkat bicara terkait banyaknya kritikan yang diberikan. Dia menegaskan masyarakat tidak usah khawatir sebab kontraknya jadi pelatih timnas hanya di Piala AFF 2018 saja. Artinya, sesudah pertandingan melawan Filipina pada 25 November mendatang, dia lepas jabatan. ’’Saya juga mohon maaf kepada masyarakat pecinta sepak bola Indonesia atas kegagalan ini,’’ tuturnya.

BACA JUGA: Timnas Indonesia Jeblok di Piala AFF 2018, Bima Korban?

Meski kontraknya hanya sampai Piala AFF, Bima pasrah. Dia juga menyerahkan semuanya kepada PSSI. Apakah nanti benar-benar tidak diberi tempat lagi, baik di Timnas senior hingga junior, atau masih dipercaya menangani meski tidak jadi pelatih kepala. ’’Saya dan staf pelatih menerima konsekuensinya. Menerima semua keputusan yang diambil oleh federasi,’’ bebernya. ’’Saya juga siap mundur,’’ lanjutnya.

Jebolan Timnas Primavera itu menegaskan masih belum tahu mengenai isu bahwa dirinya akan menangani timnas junior. Khususnya Timnas Indonesia U-15. Sejauh ini, dia belum ada pembicaraan apapun dengan PSSI terkait hal tersebut. ’’Setelah ini saya kumpul dengan keluarga terlebih dulu. istirahat,’’ ucapnya.

BACA JUGA: Timnas Indonesia Janji Habis-habisan Lawan Filipina

Nah, Anggota Exco PSSI Yoyok Sukawi mengungkapkan masih belum tahu bagaimana nasib Bima ke depan bersama Timnas. Pihaknya masih akan merundingkan masalah tersebut dalam Rapat Exco yang akan dilakukan pada 25 November mendatang. ’’Agendanya ada tiga, yang pertama agenda rutin, yang kedua persiapan kongres tahunan, yang ketiga baru membahas terkait evaluasi timnas di Piala AFF, di dalamnya juga tentang nasib Bima,’’ jelasnya.

Namun, Yoyok punya pendapat pribadi. Pendapat itu rencananya juga akan dijabarkan pada rapat Exco PSSI. Dia ingin Timnas tidak menggunakan lagi jasa Bima. ’’Dia sudah diberi mandat jadi pelatih kepala tapi hasilnya tidak sesuai harapan. Bima paling pas di asisten pelatih, atau diberi kesempatan untuk menangani timnas yang lebih muda,’’ katanya.

Lantas siapa yang akan jadi pengganti? Pria yang juga menjabat sebagai CEO PSIS Semarang tersebut berpendapat tidak perlu muluk-muluk cari pengganti sekaliber Milla lagi. Tidak perlu repot cari pelatih berkelas dunia. ’’Saya mengusulkan pelatih yang lebih berpengalaman. Yang punya jam terbang di timnas,’’ tuturnya.

Selain itu, pelatih yang ditunjuk juga harus punya harga ‘standar’. Alias sesuai dengan kantong PSSI. hal tersebut tidak terlepas dari kasus Milla yang harganya selangit hingga tidak mampu dibayar oleh PSSI. ’’Percuma kalau pelatih mahal tidak mampu bayar,’’ ungkapnya lantas tersenyum.

Seperti diketahui, perkiraan gaji Milla ketika menangani timnas selama sebulan adalah Rp 2 Milliar. Harga yang cukup tinggi. Bandingkan saja dengan harga Bima Sakti yang kemungkinan besar mirip dengan Pelatih Timnas Junior seperti Indra Sjafri, sekitaran Rp 40-50 juta per bulan.

Sebenarnya, Yoyok mengakui sebelum penunjukan Bima ada beberapa kandidat yang diusulkan. Diantaranya adalah Pelatih Barito Putera Jacksen F. Tiago, Pelatih Mitra Kukar Rahmad Darmawan, hingga pelatih yang membawa Bhayangkara FC juara Liga 1 musim lalu Simon McMenemy.

Sayang, ketiga pelatih itu gagal menukangi Timnas di Piala AFF 2018. Dalam rapat Exco PSSI, Yoyok mengatakan pertimbangan memilih Bima adalah masalah waktu. Pemilihan pelatih Timnas sangat mepet dengan waktu penyelenggaraan. ’’Bima dianggap bisa menerjemahkan strategi Milla. maksudnya biar bisa langsung jalan, kalau ujuk-ujuk ganti bisa berantakan,’’ terangnya. (rid)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pernyataan Keras Gusti Randa soal Hasil Buruk Timnas


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler