Kasihan, Para Perawat Hanya Dibayar Rp200 Ribu per Bulan

Selasa, 21 April 2020 – 12:33 WIB
Honor perawat di puskesmas daerah tak semanis yang dibayangkan. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, CIAMIS - Para perawat dan tenaga kesehatan lainnya di puskesmas-puskesmas butuh perhatian pemerintah. Betapa tidak, di masa pandemi COVID-19, mereka tidak mendapatkan honor yang layak.

Mereka hanya diberi honor bulanan Rp200 ribu. Kalau lagi bertugas di posko terpadu ada tambahan Rp100 ribu per hari. Padahal, mereka juga berhadapan dengan pasien yang kemungkinan juga terpapar virus Corona.

BACA JUGA: Perawat Honorer K2 di Tengah Wabah Corona, Terbayang NIP PPPK

"Saya hanya dapat Rp200 ribu perbulan. Sekarang ditambah Rp50 ribu karena saya pulangnya sore karena harus entry data pasien," kata Ani Andriani, perawat di Puskesmas Cijeungjing, Kabupaten Ciamis kepada JPNN.com, Selasa (21/4).

Walaupun ikut dalam gugus penanggulangan COVID-19 daerah, Ani mengaku tidak mendapatkan honor tambahan. Dia hanya dapat Rp250 ribu untuk honor bulanan di puskesmas.

BACA JUGA: Inilah Para Kartini, Perawat Honorer K2 yang Berjuang Melawan Corona dan Nasib tak Menentu

Sedangkan insentif daerah Rp300 ribu per bulan sampai hari ini belum diterima.

"Enggak ada tuh honor tambahan bagi kami sebagai tim gugus penanggulangan COVID-19," ujar Ani, perawat dari honorer K2 yang lulus PPPK (pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja) ini.

BACA JUGA: Ini Kiat Awet Muda Deddy Corbuzier

Keluhan yang sama juga disampaikan Asep Wardiawa. Tenaga administrasi yang merangkap sopir ambulance salah satu puskesmas di Kabupaten Ciamis ini sejak pandemi COVID-19, tidak bisa cari tambahan lain.

Pria berumur 50 tahun ini harus puas dengan honor Rp200 ribu per bulan. Asep harus bertugas di posko terpadu perbatasan Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Ciamis.

"Karena masa darurat semua tenaga kesehatan enggak pandang bulu diberdayakan semua. Termasuk saya yang administrasi puskesmas disuruh ikut tim juga. Bawa pasien ke rumah sakit rujukan," ujar Asep yang juga korda Perkumpulan Hononer K2 Indonesia (PHK2I) Kab Ciamis.

Asep mendapatkan tugas empat hari di posko terpadu perbatasan. Setiap harinya dia bersama tim gabungan memeriksa lebih dari 100 orang yang mudik ke Ciamis.

Dia tahu resikonya besar karena rerata yang mudik berasal dari wilayah zona merah COVID-19. Namun, karena panggilan tugas harus siap menantang resiko.

Sama seperti Ani, Asep juga tidak mendapatkan honor tambahan. Dia hanya diberi Rp100 ribu per hari bila bertugas di perbatasan.

"Saya sih dengar di berita TV ada honor bagi tenaga media dan kesehatan yang berjuang melawan COVID-19. Namun, sampai saat ini kami belum dapat. Yang saya dapat hanya APD," ungkapnya.

Padahal kata Asep, untuk menuju perbatasan dia harus menempuh jarak 30 kilometer. Agar menghemat tenaga, setiap lima hari pulang ke rumah dengan membawa uang Rp 200 ribu sampai Rp 300 ribu setelah dipotong rokok.

"Saya kalau di perbatasan kerja 1x24 jam. Biar enggak ngantuk saya beli rokok dari uang harian Rp100 ribu makanya kalau pulang rumah hanya bisa kasih Rp 200 ribu. Kalau honor dari puskesmas Rp 200 ribu per bulan," tuturnya.

Selama di perbatasan, Asep menyebutkan, mendapatkan pasokan makanan bergizi. Namun, ketika pulang dia harus membeli sendiri makanan bergizi sesuai anjuran dari Dinas Kesehatan.

"Kami dikasi tahu untuk selalu menjaga kesehatan dan kebersihan. Dikasi menu-menu bergizi karena kami setiap hari berhadapan dengan ODP, PDP bahkan bisa saja positif COVID-19. Cuma dengan honor bulanan Rp 200 ribu plus tambahan harian di perbatasan mana bisa cukup. Boro-boro beli ikan, ayam, telur atau daging, beli beras saja ngos-ngosan karena saya enggak ada tambahan pendapatan lagi," bebernya.

Rupanya sebelum ada wabah corona, Asep kerja tambal ban. Pendapatannya lumayan menutupi kebutuhan harian keluarganya. Sekarang, dia tidak bisa lagi kerja serabutan untuk mencukupi kebutuhan ekonomi keluarganya.

"Kami sekarang hanya minta perhatian pemerintah. Kalau memang ada honor bagi nakes yang berperang melawan COVID-19, tolonglah disalurkan. Jangan hanya enak didengar di berita," ucapnya.

Untuk diketahui pemerintah menyiapkan dana Rp75 triliun untuk penanggulangan COVID-19. Dana itu juga dialokasikan untuk tenaga medis dan kesehatan. Rinciannya insentif dokter Rp15 juta per bulan (dokter spesialis), Rp10 juta (dokter umum), Rp7,5 juta (perawat), dan Rp5 juta (tenaga kesehatan lainnya).

"Aduh kalau benar itu, alhamdulillah banget. Mudah-mudahan benar ya kami bisa mendapatkan insentif seperti yang dijanjikan pemeintah," tutup perawat Ani.(esy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler