Kasihan, Siswa Harus Hadapi Empat Kali Ujian

Sabtu, 28 Januari 2017 – 00:24 WIB
Siswa SMA sedang ujian nasional. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com - jpnn.com - Tahun ini siswa harus menghadapi empat kali ujian. Yakni Ujian Sekolah (US), Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN), Ujian Nasional (UN), dan Ujian Nasional Perbaikan (UNP).

Kepala SMAN 1 Surabaya Johanes Mardijono membenarkan bahwa siswa pada tahun ajaran 2017 harus menghadapi empat ujian sekaligus. Hal itu tentu menjadi tantangan tersendiri bagi siswa.

BACA JUGA: Mendikbud Puji Sekolah Berbasis Pesantren

”Karena itu, guru (SMA) nanti akan membuat ujian akhir sekolah semacam US,” kata Johanes, seperti diberitakan Radar Surabaya (Jawa Pos Group).

Setelah itu, sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan maka siswa akan mengikuti ujian lain yakni USBN dan UNBK yang digelar mulai April mendatang.

BACA JUGA: Rakornas PAUD Digelar di Tiga Kota

Sesuai prosedur operasional standar (POS) dari Kemendikbud, UNBK untuk SMK akan dilaksanakan terlebih dulu yakni pada 3-6 April 2017. Sedangkan UN SMA/MA akan berlangsung pada 10-13 April 2017.

Adapun UN SMP/MTs akan dilakukan dengan sistem dua gelombang. Gelombang pertama UN SMP/MTs yakni pada 2, 3, 4, dan 15 Mei 2017.

BACA JUGA: UN Berbasis Komputer? Akses Internet Saja Susah

Sedangkan gelombang kedua UN SMP/MTs berlangsung pada 8, 9, 10, dan 16 Mei 2017. Sistem dua gelombang tersebut dilakukan untuk mengantisipasi masalah kekurangan komputer.

Tak berhenti di situ, lanjut Johanes, siswa yang hasil UN-nya tidak mencapai standar kelulusan yakni 5,5, diharapkan mengikuti Ujian Nasional Perbaikan (UNP) yang rencananya akan digelar pada September mendatang.

Meskipun saat ini belum ada jadwal, namun siswa tetap harus mempersiapkan UNP yang akan digelar pada tahun yang sama.

”Pengalaman dipercepat itu karena kalau ujian diperbaiki digelar terlalu lama, malah jarang ada yang ikut,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Kadispendik) Jatim Saiful Rachman membenarkan bila siswa akan mengikuti empat kali ujian pada tahun ini mulai dari ujian akhir sekolah sampai perbaikan.

”Tapi kalau yang sudah baik, ya tidak usah ikut ujian perbaikan. Hanya yang di bawah SKL (standar kelulusan, Red). Itu pun dikembalikan lagi ke siswa,” jelasnya.

Menurut dia, Dispendik telah mendata ada 2.809 SMA/SMK di Jatim yang akan mengikuti UN. Dari jumlah itu, hanya 2.122 yang bisa menggelar UNBK.

Itu artinya, sebanyak 687 SMA/SMK di Jatim tidak bisa menggelar UNBK. Saat ini, SMA/SMK yang telah siap untuk melaksanakan UNBK mencapai 90 persen.

Pihaknya mengklaim sudah 34 kabupaten/kota yang menyatakan siap menggelar UN berbasis komputer itu 100 persen untuk SMK.

Sementara empat daerah lainnya yakni Situbondo, Bondowoso, Bangkalan, dan Pamekasan tidak siap karena tidak seluruh sekolah yang terdata siap UNBK. "Tapi masih bisa berubah," katanya optimistis.

Faktanya, dari 38 kabupaten/kota se-Jatim, baru delapan daerah yang terlihat benar-benar siap menyelenggarakan UNBK secara 100 persen termasuk Surabaya.

Sementara untuk SMA, baru Kabupaten Madiun dan Kota Surabaya yang sudah mendaftarkan seluruh sekolahnya siap menggelar UNBK.

Kendati penyelenggara UNBK di Jatim masih tergolong rendah, jumlah ini menurut Saiful cukup tinggi di tingkat nasional.

Untuk memaksimalkan jumlah penyelenggara UNBK, kemendikbud telah memberikan sejumlah solusi.

Di antaranya adalah sekolah yang tidak memiliki sarana dan prasarana, maka Dispendik provinsi maupun kota ditunjuk untuk mengikutsertakan siswanya mengikuti UNBK terdekat. Radius sekolah yang digabung maksimal 5 kilometer.

Sebaran pendaftaran penyelenggaraan UNBK maupun penggabung dapat dikontrol melalui laman www.spasial.data.kemdikbud.go.id/unbk.

Melalui laman tersebut, sekolah dapat melihat sekolah-sekolah yang direkomendasikan dapat digabung. “Jadwal UN juga berbeda di setiap jenjang. Sehingga sekolah bisa menggabung antar jenjang,” jelasnya.

Untuk mengatasi kekurangan sarana, Saiful juga tengah berancang-ancang untuk membuat testing center di beberapa lokasi. “Untuk anggarannya juga belum pasti karena memang harus didata,” pungkasnya. (han/jay)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bocah SD, Setiap Hari Berjalan 7 KM Sambil Jualan Molen


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler