Kasihan..Tak Punya Komputer, 5.625 Pelajar tak Ikut UN CBT

Selasa, 07 April 2015 – 03:34 WIB

jpnn.com - PAYAKUMBUH - Gara-gara sekolahnya tak punya fasilitas komputer lengkap, sebanyak 5.625 pelajar SMA/SMK/MA di Kota Payakumbuh dan Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat tak dapat mengikuti Ujian Nasional (UN) berbasis komputer atau Computer Based Test (CBT) pada 13-15 April mendatang. 

Jumlah pelajar tersebut tersebar, 3.569 di Payakumbuh dan 2.056 di Limapuluh Kota. Kondisi tersebut diakui Kepala Dinas Pendidikan Payakumbuh Hasan Basri dan Kepala Dinas Pendidikan Limapuluh Kota Radimas, saat dikonfirmasi Padang Ekspres (Grup JPNN) secara terpisah, Senin (6/4) sore.

BACA JUGA: Kemdagri Mulai Proses Pencopotan Bupati Tobasa

Menurut Hasan dan Radimas, Kementerian Pendidikan Dasar Menengah dan Kebudayaan, pada tahun ini memang melakukan sejumlah perubahan terkait peningkatan kualitas UN. Di antaranya, dengan melaksanakan CBT atau ujian berbasis komputer.

Namun sayang karena keterbatasan sarana, CBT gagal dilaksanakan. Sebagai gantinya, para pelajar SMA/SMK/MA tetap melaksanakan UN tertulis atau paper based test (PBT).

BACA JUGA: Kepala Dipukuli Pakai Helm Pengendara Ini Akhirnya Meninggal Dunia

"Kami sempat merencanakan, akan menguji coba pelaksanaan UN CBT itu di SMKN 2 Payakumbuh. Namun setelah dihitung, jumlah komputer yang ada, tak sampai dari separuh jumlah peserta yang akan UN. Makanya, kami putuskan kembali pakai UN tertulis," kata Hasan Basri.

Meski belum melaksanakan UN CBT, namun Hasan dan Radimas menyebut, pelaksanaan UN di Payakumbuh dan Limapuluh Kota, tetap dilandasi semangat kejujuran. "Walau UN tak lagi menjadi penentu kelulusan siswa, karena dipulangkan kembali ke sekolah, tapi kami siap, melaksanakan UN berbasis kejujuran," ujar Hasan.

BACA JUGA: Dua ABK Bunuh Juragan Kapal saat Berlayar Lalu Jasad Dibuang ke Laut

Hal senada disampaikan Radimas. "Kita minta semua pihak, termasuk orang tua dan masyarakat, ikut mengontrol anak yang berkeliaran. Memberikan motivasi agar mereka menghadapi ujian dengan baik dan jujur. Walaupun UN tak lagi menentukan kelulusan, tapi kita ingin, nilai bisa dipertanggungjawabkan," ujar Radimas. (frv/adk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Palsukan Tandatangan, Ketua DPD Hanura Jadi Tersangka


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler