Kasus Anak Mengalami Lonjakan saat Pandemi, Kemensos Perkuat Pelayanan dan Pengasuhan

Senin, 12 Oktober 2020 – 12:41 WIB
Menteri Sosial Juliari P Batubara saat menyapa seorang ibu dan anak dalam kunjjungan ke Kabupaten Sukabumi, Kamis (9/7/2020). Foto: Humas Kemensos RI

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Sosial Juliari P Batubara menginstruksikan kepada jajarannya untuk memberikan pelayanan optimal kepada anak-anak, khususnya kepada mereka yang terdampak Covid-19.

Kementerian Sosial (Kemensos) RI mencatat, kasus -kasus yang melibatkan anak melonjak di tengah-tengah pandemi, sehingga perlu penguatan dalam pelayanan dan perangasuhan.

BACA JUGA: Di Tengah Masa Sulit, Mensos Ajak Jajarannya Perkuat Sinergi dan Tingkatkan Kinerja

 

"Bapak Menteri Sosial Juliari P Batubara selalu berpesan agar semua anak harus terlindungi dan harus mendapatkan hak-haknya juga pengasuhan dan perlindungan yang baik," kata Direktur Rehabilitasi Sosial Anak Kemensos Eka Kanya Santi di Jakarta, Senin (12/10).

BACA JUGA: Ruhut Sitompul: Masih Punya Nyali untuk Demo? Sudahlah

Berdasarkan data Kemensos, dalam tiga bulan terakhir kasus-kasus anak meningkat tajam terutama kasus anak yang berhadapan dengan hukum. Tercatat sebanyak 3.555 kasus pada Juni, lalu bertambah menjadi 4.928 kasus pada Juli dan sebanyak 5.364 kasus pada Agustus yang direspons oleh Sakti Peksos.

BACA JUGA: Yani KAMI: Aksi Buruh dan Mahasiswa Digembosi, ada yang Menyabotase, Katanya Bertato

 

Selain itu, kasus yang juga cukup tinggi penambahannya yaitu anak korban kejahatan seksual serta anak korban perlakuan salah dan penelantaran.
Kasus anak korban kejahatan seksual yang direspon Sakti Peksos pada Juni sebanyak 1.433,melonjak menjadi 2.214 kasus pada Juli dan Agustus tercatat 2.489 kasus.

Sementara kasus anak korban perlakuan salah dan penelantaran sebanyak 766 kasus pada Juni, naik 1.116 kasus pada Juli dan Agustus bertambah menjadi 1.247 kasus.

Dari 17 jenis kasus anak yang direspons Sakti Peksos pada Juni-Agustus 2020 total tercatat sebanyak 8.259 kasus pada Juni, meningkat 11.797 kasus pada Juli dan Agustus menjadi 12.855 kasus.

"Sebetulnya kami belum melakukan riset khusus apakah peningkatan kasus itu karena pandemi atau tidak, tetapi kita bisa lihat bahwa angkanya lumayan naik tajam dalam tujuh bulan pandemi ini dibanding tahun lalu," ujar dia.

Menurut Eka, pandemi tidak hanya berdampak pada aspek fisik tapi juga kejiwaan baik bagi orang tua maupun anak-anak.

Dari sisi anak, pandemi bisa berdampak pada aspek pengasuhan anak terutama ketika orang tua terpapar COVID-19 dan harus menjalani isolasi atau bahkan meninggal.

"Ada sekitar 800-an yang mengalami kesulitan dalam pengasuhan karena orang tua di isolasi, tidak ada yang mengurus atau bahkan meninggal karena COVID-19 yang kami tangani," kata Eka.

Upaya yang dilakukan dengan menurunkan langsung Sakti Peksos untuk merespons kasus secara cepat, dan melakukan pendampingan kepada anak termasuk keluarga, hingga memberikan dukungan kepada orang tua terkait pengasuhan anak.

Kemensos sejauh ini dengan dukungan Presiden Joko Widodo dan Kementerian Keuangan telah berupaya memberikan perlindungan sosial yang terus diperkuat lewat jaring pengaman sosial.

Program Asistensi Rehabilitasi Sosial yang diberikan menurut Eka tidak bisa berdiri sendiri, tapi harus ada keterpaduan dengan program-program lain seperti program perlindungan sosial.(*/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler