Kasus Century Bukan Alasan Reshuffle

Rabu, 31 Maret 2010 – 17:34 WIB
JAKARTA- Anggota DPD AM Fatwa menegaskan bahwa desakan reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu jilid II hingga saat ini hanya sebatas angan-angan"Mungkin reshuffle kabinet itu ada dalam benak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tapi tidak mungkin dia lakukan reshuffle dalam waktu dekat dengan alasan Century," kata AM Fatwa, dalam dialog kenegaraan bertema 'Rencana Reshuffle Kabinet dan Pengaruhnya pada Hubungan Kelembagaan Negara', di Gedung DPD, Senayan Jakarta, Rabu (31/3).

Menurut Fatwa, skandal Bank Century yang bermuara pada keluarnya rekomendasi Pansus DPR tidak akan dijadikan alasan oleh Presiden SBY untuk mereshuffle kabinet

BACA JUGA: Rehabilitasi Hutan, Perlu Rp100 Triliun

Kalau itu dilakukan, jelas akan merugikan pemerintahan SBY karena akan selalu berhadap-hadapan dengan DPR dan menimbulkan gejolak politik yang cukup besar
"Andai ada reshuffle kabinet, saya kira tentu setelah 1 tahun kabinet ini bekerja dan SBY pasti akan menggunakan alat ukur kinerja anggota kabinetnya," kata Fatwa.

Mantan Wakil Ketua MPR itu juga menyebut beberapa anggota kabinet yang berpeluang besar untuk direshuffle

BACA JUGA: Jaksa Agung Tak Dilapori

"Yang akan direshuffle itu tentu dari partai-partai koalisi kelas tengah seperti PAN, PPP, PKS dan PKB
Kalau anggota kabinet dari Golkar tidak mungkin direshuffle karena Golkar masih disegani SBY disamping Golkar itu sendiri memang belum terbiasa untuk jadi oposisi," kata Fatwa.

Dijelaskan Fatwa, semenjak Golkar ada di panggung politik nasional, Golkar identik dengan rezim pemerintah dan kekuasaan

BACA JUGA: Gayus Datang, Diteraki Maling

Kalau akan mengambil oposisi tentu harus belajar duluFakta ini berbeda dengan PDIP yang sudah punya pengalaman sebagai partai oposisi.

Sementara Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat Ahmad Mubarok menjelaskan bahwa tidak mungkin SBY melakukan reshuffle kabinet hanya karena alasan skandal Bank Century"Tidak mungkin skandal Century jadi pemicu reshuffle kabinet karena SBY bukanlah seorang yang bertipe reaktif," tegas Ahmad Mubarak.

Lebih jauh, Ahmad Mubarok juga menegaskan bahwa koalisi SBY dengan sejumlah partai saat ini sesungguhnya berbentuk koalisi-koalisian sehingga pemerintahan sering diganggu dan di parlemen pun sering terjadi kegoncangan.

Menghitung kader partai mana saja yang berpotensi untuk dikeluarkan dari kabinet jika pada akhirnya Presiden SBY sampai pada keputusan mereshuffle kabinet?, Ahmad Mubarok ternyata sependapat dengan AM Fatwa"PKS, PPP, PKB dan PPP itu sangat besar peluangnya harus keluar dari kabinetDan sangat mungkin koalisi itu pada akhirnya menjadi tiga saja yakni Demokrat, Golkar dan PDIP," ungkap Ahmad Mubarok.

Khusus untuk PDIP, lanjutnya, kendala komunikasi itu hanya ada dengan Megawati"Dengan PDIP hanya karena Megawati saja agak susahPasca Megawati memimpin PDIP komunikasi dengan PDIP pasti cair," imbuh Ahmad Mubarok(fas/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... SBY Dominan Feodalistik Jawa


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler