jpnn.com, SEOUL - Korea Selatan hari ini (19/4) memperpanjang pemberlakuan pembatasan sosial untuk 16 hari lagi namun melonggarkan pembatasan bagi gereja dan pertandingan olah raga.
Kebijakan itu diambil saat Korsel melaporkan hanya delapan kasus baru infeksi virus corona. Jumlah tersebut merupakan yang terendah dalam dua bulan ini.
BACA JUGA: Ilmuwan Ungkap Pengujian Vaksin Corona ke Manusia Rampung Agustus 2020
Dengan pelonggaran itu, tempat-tempat yang berisiko tinggi seperti gereja tidak lagi harus ditutup. Selain itu, berbagai pertandingan olah raga, seperti sepak bola, bisa dilanjutkan namun tanpa kehadiran penonton.
"Yang paling aman adalah tetap menjaga pembatasan sosial secara terus-menerus, tapi kenyataannya tidak mudah. Kita perlu mencari jalan tengah," kata Perdana Menteri Chung Sye-kyun dalam pertemuan pejabat pemerintah yang disiarkan televisi.
BACA JUGA: Di Yogyakarta, 4 PDP Corona Meninggal, Ini Data Lengkapnya
"Kalau kita bisa menjaga pengaturan yang stabil pada tingkat seperti sekarang ini, kita akan berpindah ke 'pembatasan sosial rutin' mulai 6 Mei," kata Chung.
Otoritas kesehatan mengatakan kebijakan itu memungkinkan kegiatan ekonomi dijalankan lagi sementara, pada saat yang sama, panduan tetap dipegang soal pembersihan dengan disinfektan dan pencegahan penyebaran virus itu dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.
BACA JUGA: Penampakan Letusan Gunung Anak Krakatau dari Satelit NASA
Pertama kalinya sejak 18 Februari, Korea Selatan melaporkan satu digit jumlah harian peningkatan pengidap baru COVID-19. Dengan laporan terbaru itu, total kasus virus corona di Korsel berjumlah 10.661.
Sebanyak lima dari kasus baru itu berasal dari luar negeri, kata Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan (KDCD). Jumlah korban jiwa naik menjadi 234 orang.
Presiden Moon Jae-in pada Minggu mengatakan kemajuan yang dicapai Korea Selatan memunculkan harapan bahwa COVID-19 "bisa diatasi" di berbagai belahan dunia lainnya.
Pada awal tahun ini, Korea Selatan menjadi negara di Asia di luar China yang mencatatkan jumlah terbesar pengidap COVID-19. Sejak itu, jumlah kasus di negara-negara lain telah melewati Korsel. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Fajar W Hermawan