Kasus Cungkil Mata Anak di Gowa, Ini yang Dikhawatirkan Psikolog

Senin, 06 September 2021 – 18:27 WIB
Ilustrasi tindak kekerasan terhadap anak. Foto: Dokumen JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Psikolog Klinis Oryza Zativa mengatakan anak korban penganiayaan kasus cungkil mata di Gowa, Sulawesi Selatan, bisa mengalami trauma berat.

Tingkat keparahan trauma korban bisa terjadi dari dampak psikis dan kesakitan yang dirasakan pada fisiknya.

BACA JUGA: Kasus Cungkil Mata Anak Demi Pesugihan, Reza Indragiri: Saya Sedih dan Marah

"Kalau sampai anak babak belur hingga ada bagian organ dia yang dilukai, anak jelas merasa ketakutan dan itu akan terbawa sampai seumur hidup dia," kata Oryza kepada JPNN, Senin (6/9).

Menurutnya, dinamika psikologis yang mungkin akan terjadi pada korban ialah shock, ketakutan, rasa tidak aman atau insecure, berpikir negatif terhadap figur dewasa terutama orang tua, hingga trauma yang memicu rangkaian mimpi buruk.

BACA JUGA: Pengakuan Antoni Pembunuh Anak Tiri yang Selalu Didatangi Korban dalam Mimpi

"Ini dinamika psikologis di masa kecil ini," tambah Oryza.

Bila trauma tidak segera ditangani, lanjut Oryza, korban bisa mengalami gangguan mental saat dewasa seperti kecemasan dan depresi, gangguan kepribadian, hingga antisosial.

BACA JUGA: Jari Anak Terjepit Eskalator, Orang Tua Korban Jerit Histeris, Ibunya Jatuh Pingsan

Oryza menekankan pentingnya kontrol sosial yang perlu dilakukan masyarakat dalam kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.

"Ingat, kepedulian kita bisa menyelamatkan setidaknya satu nyawa," imbau Oryza.

Dia juga menegaskan pentingnya pendidikan formal, pemahaman agama yang tepat, serta penanaman nilai hidup dalam sebuah tatanan keluarga.

Hal-hal tersebut, lanjutnya, bisa mencegah terjadinya penyimpangan perilaku ekstrem seperti pada kasus pencungkilan bola mata anak ini.

Untuk diketahui, kakak dan adik di Gowa, Sulawesi Selatan diduga menjadi korban penganiayaan orang tua kandung

Sang adik yang berinisial ME berusia 6 tahun dianiaya dengan cara dicungkil bola matanya.

Kemudian kakaknya yang berinisial DN (22) dikabarkan meninggal dunia akibat aksi kekerasan orang tuanya.

Penganiayaan tersebut diduga dilakukan sebagai upaya pesugihan atau memperkaya diri dengan melibatkan mahkluk gaib.

Terduga pelaku penganiayaan ini terdiri dari ayah, ibu, kakek, dan nenek dari kedua anak yang menjadi korban. (mcr9/jpnn)


Redaktur : Natalia
Reporter : Dea Hardianingsih

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler