jpnn.com, SOLO - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surakarta meminta masyarakat waspada terhadap musim penghujan hingga Maret 2022
Pasalnya, penyakit demam berdarah dengeu (DBD), infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), Tuberkulosis (TBC), leptospirosis dan diare mengancam kesehatan selama musim tersebut.
BACA JUGA: Hasil Uji Coba, Calon Vaksin DBD Takeda Cegah Demam Berdarah hingga 62%
Khusus untuk DBD, catatan Dinkes Kota Surakarta mulai dari 1 Januari hingga 10 November 2021 ada sekitar 39 kasus.
Lima di antaranya meninggal dunia sementara, untuk tahun 2020 ada sekitar 70-an kasus dengan korban meninggal dunia sebanyak 3 orang.
BACA JUGA: Kasus DBD di Yogya Capai 2.959, Lima Orang Meninggal
“DBD itu terkait dengan perilaku yang sifat lingkungan. Cara mengendalikannya adalah dengan menjaga kebersihan lingkungan. Jangan sampai, ada air menggenang,” ungkap Kadinskes Kota Surakarta kepada wartawan, Kamis (11/11).
Penyakit lain yang tidak kalah berbahaya adalah TBC. Berdasarkan siaran pers Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia pada 26 Juli 2021, dalam periode yang sama yakni dari Maret 2020 ke Maret 2021, sebanyak 50 persen kasus kematian positif Covid-19 di Indonesia yang jumlahnya mencapai 46 ribu terkonfirmasi positif TBC.
BACA JUGA: Virus Corona, DBD, Kini Banjir
“TBC ini sebenarnya bisa kita kendalikan penularannya karena kita pakai masker. Tetapi, temuan tetap kami cari. Jadi kita juga harus waspada terhadap penyakit-penyakit lain di luar covid-19,”lanjutnya.
Ning, sapaan akrabnya, melanjutkan dengan budaya memakai masker, kasus ISPA diharapkan bisa ditekan.
“Masyarakat juga harus waspada dengan leptospirosis, karena biasanya ini terjadi kalau daerah tersebut banjir atau ada genangan air kotor. Juga dengan diare terutama diare pada anak,”imbuhnya.
Menurutnya, untuk mencapai hidup mencapai paradigma hidup sehat, kegiatan promotif dan preventif oleh Puskesmas harus lebih ditekankan.
Caranya dengan menggalakkan gerakan Germas (Gerakan Masarakat Hidup Sehat) dan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat).
“Bisa melakukan senam, pemberantasan sarang nyamuk (PSN), dan deteksi-deteksi dini penyakit melalui posbindu. PR kita adalah penyakit menular dan tidak menular,”pungkasnya. (mcr21/jpnn).
Redaktur : Natalia
Reporter : Romensy Augustino