Kasus Flu Singapura Melonjak, Asuransi JAGADIRI Proteksi 11 Penyakit Tropis

Minggu, 30 Juni 2024 – 17:16 WIB
Ki-Ka: Head of Sales Recruitment and Development Asuransi JAGADIRI, Juliana bersama Dokter Spesialis Anak RS St. Carolus Summarecon Serpong, dr. Diana Yuliani Suryanto, Sp.A, Direktur Operasional Asuransi JAGADIRI, Priska Sari Kurniawan, serta Financial Planner dan Head of Life and Health Indonesia IBS RE, Susatyo Widodo, ANZIIF (Assoc) CIP, APAI, CFP, IFP, AEPP, QWP di sela kegiatan seminar Kesehatan dan literasi keuangan. Foto dok. JAGADIRI

jpnn.com, JAKARTA - Kasus Flu Singapura dilaporkan melonjak pesat sejak. awal 2024. Laporan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) menyatakan akhir Maret 2024 terdapat lebih dari 5.000 kasus.

Kemudian, akhir April, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI, Siti Nadia Tirmidzi mengungkapkan hampir 8.500 kasus yang tercatat. Angka tersebut menandakan adanya tren lonjakan pascalibur lebaran dan terjadi peningkatan tajam dibandingkan bulan sebelumnya.

BACA JUGA: JAGADIRI Beri Literasi Finansial dan Asuransi kepada Gen Z

Menurut dokter spesialis anak RS St. Carolus Summarecon Serpong, dr. Diana Yuliani Suryanto, Sp.A., penyakit Flu Singapura yang sangat menular banyak terjadi di daerah beriklim tropis dan biasanya muncul pada musim hujan.

“Penyakit ini disebabkan oleh virus Coxsackievirus (CA16) dan Enterovirus (EV71). Flu Singapura merupakan penyakit infeksi yang sering menyerang pada anak, remaja, bahkan dewasa. Pada musim liburan seperti ini, hendaknya kita juga lebih waspada karena biasanya angkanya agak naik”, jelas dr. Diana dalam keterangannya. Minggu (30/6). 

BACA JUGA: Inilah Perbedaan Flu Singapura dan Cacar Air

Dia menambahkan RS St. Carolus Summarecon Serpong sangat mengapresiasi kegiatan literasi bersama asuransi JAGADIRI ini, mengingat Flu Singapura merupakan penyakit mudah menular serta kasus infeksinya menyebar cepat di berbagai daerah. 

Sempat disebut sebagai penyakit baru, Flu Singapura memiliki gejala awal mirip dengan cacar air. Dokter Diana memaparkan, ciri-ciri orang yang terinfeksi virus Flu Singapura biasanya ditandai dengan demam, sariawan di mulut, serta ruam dan luka lepuh di kulit terutama pada telapak tangan dan kaki yang muncul setelah 1-2 hari.

BACA JUGA: Waspada, Flu Singapura Sedang Mengincar Anak-anak

Selain itu, penderita juga merasakan nyeri saat menelan dan sulit makan.

Menurut dr. Diana, penularan Flu Singapura terjadi dari kontak orang ke orang melalui sekret/cairan hidung (ingus), tenggorokan (ludah, dahak), lesi kulit yang pecah, dan dari kotorannya.

Sama seperti HFMD, penyakit cacar air juga sangat menular melalui kontak langsung dari lesi di kulit atau melalui cairan saluran nafas. 

Kemudian, masa inkubasi Flu Singapura adalah 2-6 hari. Gejala cacar air pada tahap awal adalah kelelahan disertai demam. Penderita akan kehilangan selera makan dan merasakan nyeri otot atau sendi, serta sakit kepala. 

Ruam biasanya muncul pertama di area wajah dan badan, kemudian menyebar ke seluruh tubuh dan bisa berbekas menjadi keropeng.

Masa inkubasi Cacar Air adalah 14-16 hari setelah terpapar. Penyakit ini dapat menginfeksi semua kelompok umur termasuk neonatus (bayi usia 0-28 hari), tetapi hampir 90% kasus mengenai anak usia kurang dari 10 tahun dan yang terbanyak pada umur 5-9 tahun. 

Mengingat kedua penyakit tersebut sangat mudah menular, apalagi saat cuaca sering berubah ekstrim, seperti sekarang, orang tua perlu mengenali gejalanya agar dapat mengantisipasi penularan penyakit.

Masyarakat diimbau untuk segera memeriksakan diri jika mengalami gejala-gejala tersebut agar dapat memastikan diagnosis dan mendapatkan penanganan yang tepat.

"Pencegahan penyakit tangan, kaki, dan mulut atau hand, foot, and mouth disease (HFMD).dan cacar air dapat dilakukan dengan menerapkan kebiasaan pola hidup bersih dan sehat. Cuci tangan secara rutin, hindari untuk memegang mata, hidung, dan mulut, serta selalu menutup mulut saat batuk atau bersin, " tutur dr. Diana. 

Tak hanya Flu Singapura, sebagai daerah tropis, Indonesia adalah tempat berkembangnya berbagai penyakit yang berbahaya bagi anak maupun keluarga.

Khusus untuk proteksi kesehatan keluarga dan anak dari potensi terjangkitnya penyakit tropis berbahaya, Asuransi JAGADIRI hadir dengan produk Jaga Sehat Tropis. 

“Tak main-main, Jaga Sehat Tropis memberikan perlindungan proteksi untuk 11 jenis penyakit tropis. Selain HFMD dan cacar air, kami juga memberikan proteksi untuk  penyakit Chikungnya, Malaria, Zika, Campak, Rubela, Difteri, Hepatitis A, Demam Typoid, dan DBD,” papar Head of Sales Recruitment and Development Asuransi JAGADIRI, Juliana.

Dengan premi mulai dari Rp 26 ribu konsumen dapat memilih masa perlindungan mulai dari 3 bulan hingga 1 tahun. 

Usia tertanggung mulai dari bayi 3 bulan hingga dewasa. Manfaat Asuransi Jaga Sehat Tropis dapat dirasakan tertanggung tanpa perlu rawat inap.

Tertanggung cukup melampirkan bukti terdiagnosa salah satu penyakit tropis dari rumah sakit, dan bukti tersebut sudah cukup untuk mengajukan klaim. Selain itu tertanggung juga dapat memiliki lebih dari 1 polis Asuransi Jaga Sehat Tropis.

"Melalui Jaga Sehat Tropis, nasabah dan keluarga tidak perlu repot merogoh tabungan atau mencari pinjaman untuk membayar biaya pengobatan berbagai penyakit tropis berbahaya yang mengintai sepanjang musim, " terangnya. 

Senada dengan Juliana, Financial Planner dan Head of Life and Health Indonesia IBS RE, Susatyo Widodo menambahkan bahwa riset oleh Mercer Marsh Benefits (MMB) mengenai Health Trends 2024 melaporkan, tren peningkatan biaya kesehatan global diproyeksikan akan tumbuh hingga 11,6% dan Asia sebesar 11,4%.

Biaya kesehatan Indonesia diprediksi akan terus tumbuh hingga 13,0%, atau di atas proyeksi tren biaya kesehatan global dan Asia.   

“Sebagai proteksi jangka panjang, asuransi dapat membantu seseorang merapikan tata kelola keuangannya, sekaligus menciptakan jaring pengaman menghadapi risiko di masa depan," terangnya. 

Asuransi kesehatan keluarga akan sangat meringankan biaya pengobatan dan secara tidak langsung dapat turut memelihara kesehatan fisik maupun kesehatan finansial keluarga, sambung Susatyo Widodo. (esy/jpnn)


Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler