Kasus Kematian Brigadir J Ditangani Polda Metro Jaya, Imbasnya Begini ke Publik 

Senin, 25 Juli 2022 – 00:25 WIB
Rumah dinas Irjen Ferdy Sambo di Duren Tiga, Jakarta Selatan yang disebut sebagai lokasi baku tembak yang menewaskan Brigadir J. Foto: Kenny Kurnia Putra/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA SELATAN - Pengamat kepolisian Bambang Rukminto menyebut publik menyambut positif langkah Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mencopot tiga perwira dalam mengungkap kasus kematian Brigadir J.

Menurut dia, penonaktifan dua pati dan satu pamen membuat publik yakin pengungkapan kasus itu bakal transparan dan akuntabel.

BACA JUGA: Penjelasan Terbaru 2 Jenderal tentang Insiden di Rumah Ferdy Sambo, Penting!

Namun, aura positif itu berpotensi jadi negatif menyusul langkah Polri yang menyerahkan penuntasan kasus tewasnya Brigadir J ke Polda Metro Jaya. 

"Optimisme publik setelah penonaktifan tiga pejabat Polri, sepertinya akan menurun kembali dengan penyerahan kasus ini untuk ditangani Polda Metro," kata peneliti Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) itu melalui layanan pesan, Minggu (24/7).

BACA JUGA: Mungkinkah Brigadir J Melecehkan Istri Ferdy Sambo? Analisis Reza Indragiri, Hmmm

Bambang mengatakan wajar optimisme publik terhadap pengungkapan kasus jadi menurun.

Sebab, Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran pernah terekam memeluk erat Irjen Ferdy Sambo yang berkaitan dalam kasus tewasnya Brigadir J.

BACA JUGA: Presiden Jokowi Meminta, Kadiv Humas Polri Irjen Dedi yang Berkata

Menurut Bambang, seorang penanggung jawab dalam pengungkapan kasus, sebaiknya tidak bertemu dengan pihak yang berkaitan dengan perkara.

"Jadi, secara etika memang tidak bisa dibenarkan seorang penyidik utama dan penanggung jawab penegakan hukum bertemu dengan seseorang yang terlibat dalam sebuah kasus pidana," ujar dia dia.

Selain soal peristiwa pelukan, status nonaktif Kapolres Metro Jaksel Kombes Budhi Herdi Susianto menjadi pemantik lain turunnya optimisme publik terhadap pengungkapan kasus secara transparan dan akuntabel.

Irjen Fadil merupakan pimpinan langsung Kombes Budhi yang dinonaktifkan menyusul kasus tewasnya Brigadir J.

Namun, Bambang mengingatkan bahwa eks Kapolda Jawa Timur itu bisa saja mendapat laporan dari Kombes Budhi dalam peristiwa nahas yang menewaskan Brigadir J.

Dia akan merasa sangat aneh bila semua tindakan Kombes Budhi dalam penanganan awal kasus, tanpa supervisi dan sepengetahuan Irjen Fadil.

"Sulit bagi nalar publik untuk menerima bahwa kehebohan yang disebabkan tindakan Kapolres Metro Jaksel sejak awal dalam kasus ini tanpa sepengetahuan Kapolda Metro,” ungkap Bambang.

Toh, kata dia, cara pengungkapan kasus di Polda Metro Jaya masih menuai sorotan tajam publik. 

Terutama, saat penyidik dari kepolisian di Jakarta itu mengusut kasus penembakan beberapa laskar FPI dalam peristiwa berdarah di KM 50, Tol Jakarta-Cikampek.

"Akibatnya juga akan muncul asumsi-asumsi lagi bahwa penanganannya bisa jadi mengadopsi pola penanganan kasus KM 50 yang masih memunculkan pertanyaan," ujar Bambang.

Brigadir J tewas dalam insiden yang disebut kepolisian sebagai peristiwa baku tembak di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo.

Polisi mengeklaim Brigadir J tewas setelah tertembak beberapa kali oleh Bharada E dalam peristiwa berdarah yang terjadi Jumat (8/7).

Jenderal Listyo selama proses pengungkapan kasus tewasnya Brigadir J menonaktifkan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo, Karopaminal Divpropam Polri Brigjen Hendra Kurniawan, dan Kapolres Metro Jaksel Kombes Budhi Herdi Susianto. (ast/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kapolri Jenderal Listyo Tunjuk Brigjen Anggoro Sukartono Plh Karopaminal Divpropam Polri


Redaktur : Elfany Kurniawan
Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler