Kasus Kuli Rekam Dokter Mandi Telanjang Berakhir Damai

Selasa, 26 Agustus 2014 – 16:09 WIB

jpnn.com - MARATUA - Kejadian tak menyenangkan yang dialami Rs, dokter yang bertugas di Maratua beberapa waktu lalu, tentu tidak pernah terlintas di pikirannya sebelumnya. Ya, menggunakan telepon genggam merek Cross CB 310 T dual simcard, salah seorang kuli bangunan merekam dirinya mandi dengan tanpa sehelai benang menutupi tubuhnya.

Pimpinan Puskesmas Kecamatan Maratua, Supiansah, menuturkan pelaku yang berinisial Jm tersebut merupakan pekerja proyek renovasi rumah dinas dokter.

BACA JUGA: Satu Toko Modern Wajib Asuh Sepuluh Toko Kecil

“Yang melakukan itu orang yang sedang mengerjakan proyek, bukan warga kampung Maratua,” kata dia seperti dilansir Balikpapan Pos (Grup JPNN), Selasa (26/8).

Rumah yang didiami dokter perempuan kelahiran Bontang, 25 Januari lalu itu tepat bersebelahan dengan rumah yang sedang dikerjakan. Meski rumah dinas permanen yang terbuat dari beton, kamar mandi kebetulan tidak diberi penutup pada jendela kaca.

BACA JUGA: Terduga Teroris di Serang Pemasok Senjata Perampok Bank CIMB

Tumpukan material bangunan proyek yang sedang dikerjakan pun tepat berada di samping kamar mandi. Tak cuma itu, posisi rumah dinas dokter muda itu yang lebih rendah dibanding rumah yang tengah dikerjakan, melancarkan niat buruk Jm. Akhirnya, perilaku yang merugikan Rs tersebut terjadi sebanyak 4 kali. Yakni, pada 22 dan 31 Juli, serta pada 6 dan 8 Agustus lalu.

Namun, korban yang saat kali keempat memergoki perbuatan Jm, langsung melaporkan kejadian tersebut kepada Mapolsek Maratua.

BACA JUGA: Usut Rekening Rp 1,3 T Milik PNS, Mabes Polri Periksa Sejumlah Orang

“Pada saat kejadian itu, dokternya langsung lapor ke Kapolsek dan pihak keamanan segera bertindak,” katanya.

Sehari setelahnya, penyelesaian antara korban dan pelaku pun terjadi. “Langsung pemutusan hubungan kerja dengan dia. Juga enggak boleh lagi beraktivitas di situ lagi,” ujar Supiansah.

Pertimbangan tidak membawanya ke jalur hukum, menurut dia, sesuai yang dikatakan Rs, karena video itu belum sempat disebar pelaku. Keluarga korban pun meminta anaknya tersebut agar tidak bertugas lagi di Pulau Maratua. Sedangkan kinerja selama 5 bulan menjabat itu pun, disebut Supiansah, cukup bagus.

“Saya ngobrol dengan dokter itu, rupanya video itu tidak disebarkan. Artinya, masih batas aman karena cuma dia saja yang lihat. Setelah diberikan, videonya dimusnahkan (dihapus, Red).”

Salah seorang tenaga medis yang bertugas di Puskesmas Maratua tersebut mengatakan, meski tak berada di Maratua lagi, saat ini sang korban masih berada di seputaran Tanjung Redeb untuk menyelesaikan segala hal berkaitan dengan kejadian yang menimpanya.(*/iin/fir/kpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Terduga Teroris di Serang Menyamar jadi Penjual Sup Durian


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler