Kasus Omicron Melonjak, Masyarakat Tak Perlu Panik, Ini Sebabnya

Jumat, 11 Februari 2022 – 13:06 WIB
Waspada virus Corona dengan tetap pakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak dan hindari kerumunan. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan kenaikan kasus harian Covid-19 sebagian besar disebabkan oleh varian Omicron.

Diketahui, kenaikan jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit tercatat 1,7 persen pada Kamis (10/2) pukul 16.30 WIB.

BACA JUGA: Pasien Covid-19 yang Dirawat di RS Menurun, Kemenkes Ingatkan Hal ini

Jumlah pasien yang dirawat sebanyak 28 persen dari total kapasitas tempat tidur yang tersedia di rumah sakit.

Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes Abdul Kadir mengatakan varian Omicron memang menular lebih cepat dari Delta, tetapi gejalanya lebih ringan.

BACA JUGA: Jumlah Pasien COVID-19 Meningkat, Angka Kematian Tertinggi di DKI Jakarta

Meski begitu, masyarakat diminta untuk tetap waspada karena Omicron bisa berbahaya bagi lansia, anak-anak, orang dengan komorbiditas, dan orang yang belum divaksin.

"Vaksinasi yang masif ini membantu kita tidak sampai bergejala berat saat terinfeksi virus Covid-19," kata Kadir dalam siaran persnya, Jumat (11/2).

BACA JUGA: Covid-19 Melonjak, TMII Terima Isolasi Pasien Corona Tanpa Gejala

Kemudian, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan pengalaman melihat kenaikan angka kasus Covid-19 akibat Delta yang melonjak perlahan, masyarakat menjadi panik saat kenaikan kasus terjadi begitu cepat akibat Omicron.

"Kami imbau masyarakat untuk tetap tenang, namun tetap waspada. Meskipun kasus naik dengan cepat karena penyebaran virus lebih cepat dibanding Delta, namun gejala Omicron tidak separah varian Delta dengan sebagian besar pasien tanpa gejala (OTG) dan bergejala ringan," imbau Nadia.

Gejala varian Omicron yang tidak separah Delta bisa dibuktikan melalui angka keterisian tempat tidur dan isolasi Covid-19 di rumah sakit yang dinilai masih sangat terkendali.

Nadia menyarankan masyarakat yang bergejala ringan atau tanpa gejala untuk melakukan isolasi mandiri maupun isolasi terpusat.

Bagi pasien yang menjalani isolasi mandiri, pemerintah telah menyediakan layanan telemedisin.

Pasien juga bisa melapor ke Puskesmas setempat untuk mendapatkan pemantauan medis oleh petugas kesehatan.

"Untuk paket obat pasien isoman, saat ini sudah 95 persen yang bisa kami antarkan ke rumah pasien dalam tempo 1×24 jam, dan kami sudah mempercepat pengadaan obat melalui kerja sama dengan Kimia Farma," tutur Kadir.

Tidak hanya meningkatkan layanan obat, pemerintah juga mempersiapkan kembali perekrutan relawan sebagai cadangan tenaga kesehatan untuk mengantisipasi kondisi tersulit.

"Positivity rate tenaga kesehatan kita saat ini di bawah 10 persen. Belum ada nakes yang meninggal sejauh ini akibat Covid-19 varian Omicron karena memang mereka sudah bersiap dan diberikan vaksinasi booster untuk pencegahan. Kalaupun terinfeksi, gejalanya ringan atau tanpa gejala,” terang Kadir.

Pada kesempatan ini, Nadia menimbau masyarakat untuk mendukung percepatan vaksinasi, khususnya bagi lansia dan kelompok rentan lainnya. (mcr9/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!

BACA ARTIKEL LAINNYA... BOR Capai 62 Persen, Pemprov DKI Tambah Tempat Tidur pasien Covid-19 hingga 22 Ribu


Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Dea Hardianingsih

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler