Kasus Paru-Paru Kolaps Dikaitkan dengan Vape, Pakar Kesehatan Ungkap Keraguan

Sabtu, 22 Juli 2023 – 23:29 WIB
Paru-paru. Foto: Pixabay

jpnn.com, JAKARTA - Seorang pengguna rokok elektrik (vape) di Inggris, Alex Gittins (31 tahun), mengambil langkah hukum dengan menggugat toko vape Easi-Vape yang berbasis di County Durham. Gittins meyakini dirinya jatuh sakit karena likuid yang dijual oleh toko vape tersebut.

Ia mengaku mulai menggunakan rokok elektrik sejak April 2023, tepat satu bulan sebelum Ia mengalami gejala-gejala awal paru-paru kolaps (pneumothorax).

BACA JUGA: Jakarta International Vape Expo 2023 Segera Digelar, Ini Jadwalnya

Gittins mengaku telah jadi perokok selama 15 tahun sebelum mencoba beralih ke vape. Namun, benarkah Gittins jatuh sakit karena menggunakan vape?

Menanggapi hal ini, pemerhati kesehatan masyarakat dr. Tri Budhi menyoroti adanya hal yang mestinya ditelusuri lebih lanjut di samping efek vaping.

BACA JUGA: Jutaan Orang Sudah Beralih ke Vape, Ini Penyebabnya

Ia menyatakan perlu ada penilaian menyeluruh untuk menyimpulkan kondisi Gittins, misal intensitas konsumsi serta riwayat penyakit sebelum menggunakan vape.

“Berita aslinya dari Inggris. Dia (Gittins) sudah merokok selama 15 tahun. Berarti sejak usia 15-an sudah kena TAR. Sedangkan, rokok itu rata-rata 20 tahunan pemakaian sudah menimbulkan gejala, minimal PPOK (penyakit paru obstruktif kronis),” kata Tri Budhi (14/7).

BACA JUGA: Waspada! Penyalahgunaan Vape Bisa Bikin Cedera Paru-Paru

Perwakilan dari Easi-Vape sendiri telah angkat suara dan percaya mereka punya cukup bukti bahwa vape yang dijual tidak serta merta menyebabkan penyakit yang diderita oleh Gittins.

Pasalnya, semua likuid yang dijual adalah likuid legal yang terdaftar pada Badan Regulasi Obat dan Kesehatan Inggris.

Dalam gugatannya, Gittins menuntut agar toko Easi-Vape ditutup secara permanen. Selain karena penyakit yang dideritanya, Ia khawatir semakin banyak anak-anak yang tertarik untuk memulai vaping.

Tri Budhi mengaku sependapat dengan kekhawatiran Gittins tersebut. Ia memaparkan bahwa anak-anak seharusnya tidak mengonsumsi vape atau pun rokok.

Karena itu, dia mendukung adanya pengawasan demi memastikan vape hanya digunakan orang dewasa.

“Alasan kenapa underage tidak boleh kena paparan baik TAR maupun nikotin karena organ tubuh mereka masih rentan dan belum mature sempurna. Yang bisa berakibat gagal mature-nya organ terkait kalau misalnya terganggu akibat faktor eksternal,” kata dr. Tri Budhi.

Tri Budhi mendukung pemakaian vape yang wajar bagi orang dewasa. Pemakaian yang berlebihan pastinya akan memberikan efek samping dan risiko kepada pengguna.

Tidak hanya pada vape saja, menurutnya olahraga pun kalau berlebihan bisa menimbulkan cedera dan risiko. Untuk itu, edukasi dan kesadaran konsumen sangat penting dalam hal ini. (dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler