Kasus Pasuruan Kental Provokasi

DPR: Waspadai Eskalasi Konflik Horizontal

Rabu, 16 Februari 2011 – 10:09 WIB

JAKARTA - Belum lagi tuntas penyelidikan kasus bentrok berdarah di Cikeusik, Pandeglang, kemarin, kasus serupa kembali meledak di PasuruanSebuah pesantren yang diduga beraliran syi'ah diserang tiba-tiba oleh kelompok tak dikenal

BACA JUGA: YAPI Pasuruan Sudah Ada Sejak 1980-an



Melihat itu, kalangan DPR meminta agar semua pihak waspada
Mereka menilai, ada gejala serius dimana berbagai aksi kekerasan massa belakangan memang disengaja oleh pihak-pihak tertentu untuk memprovokasi terjadinya kerusuhan di berbagai tempat.  "Saya berharap semua bersikap tenang dan tetap kritis akan motif-motif di balik aksi pelemparan di Pasuruan

BACA JUGA: YAPI Yakini Pelakunya Oknum

Jangan sampai terprovokasi," kata anggota Komisi VIII DPR Ali Maschan Moesa di Jakarta, kemarin (15/2/2011).

Menurutnya, terlepas apakah ada rekayasa berupa kesengajaan dari pihak-pihak tertentu atau tidak di balik aksi pelemparan terhadap Ponpes Al-Ma'hadul Islam di Beji Pasuruan, yang pasti beberapa kejadian serupa baik di Cikeusik maupun di Temanggung yang terjadi sebelumnya, secara psikologi massa sedikit banyak juga mempengaruhi aksi provokatif ini


Karenanya, anggota Fraksi PKB yang juga mantan Ketua PW NU Jawa Timur ini meminta agar aparat keamanan di samping tegas juga jeli dalam menyikapi kasus ini

BACA JUGA: Tiga Pelaku Diamankan

Bagi dia, bagaimanapun berbagai kasus konflik horizontal yang makin mudah terpicu di masyarakat secara umum juga diakibatkan oleh keringnya prakarsa pemerintah yang lebih sering hanya menggunakan langkah-langkah legal formal daripada pendekatan dialog antar kelompok agama

Senada, anggota Komisi III DPR Bambang Soesatyo mengatakan, penyerangan pesantren di Pasuruan Jawa Timur tersebut sebenarnya makin mempertegas dugaan adanya usaha pihak tertentu untuk menimbulkan konflik horizontal di tengah-tengah masyarakat melalui isu SARA"Tapi saya yakin masyarakat kita sudah cerdasJadi tidak mudah diadudomba dan terprovokasi," paparnya.

Politisi Partai Golkar ini menilai, sejak awal memang sudah ada gelagat buruk di balik bentrok berdarah di Cikeusik dan TemanggungDia mencurigai ada upaya pihak tertentu yang ingin mengeskalasi karut marut negara dengan menunggangi isu gesekan agamaTak lain karena memang isu ini paling mudah meledakkan konflik horizontal.

Bamsat –sapaan Bambang Soesatyo– berharap, konflik horizontal tidak makin meluas dan tak terkendaliPasalnya, kalau itu terjadi maka negara sebenarnya sedang masuk dalam perangkap chaosDan dalam situasi seperti itu, hanya ada dua alternatif yang harus dipilihPertama, mengganti pemerintah yang dinilai tak mampu menjaga stabilitas nasionalAtau kedua, pemerintah yang berkuasa menetapkan negara dalam situasi darurat.

"Membiarkan suasana saling curiga antar elemen masyarakat itu sangat berbahayaKarena itu, penegak hukum harus bergerak cepat agar saling curiga antar elemen masyarakat bisa segera diakhiri," terangnya.

Sebagai informasi, kemarin sekitar seratusan orang tiba-tiba datang dan melakukan pelemparan terhadap areal  Pondok Pesantren Al Ma'hadul Islam di Desa Kenep Kecamatan Beji, PasuruanAkibatnya beberapa santri yang tengah beraktifitas di dalam pesantren mengalami luka.

Informasi yang dihimpun, massa sebelumnya datang menggunakan motorMassa yang sebagian mengenakan sarung datang sekitar pukul 14.00 dan langsung masuk ke pintu gerbang dan melempari pondok pesantren yang dikenal menganut aliran syiah itu dengan batuHingga kemarin, kepolisian setempat belum menetapkan seorangpun sebagai tersangka(did)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pesantren Diserang Ratusan Orang Tak Dikenal


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler