jpnn.com - KOTAAGUNG BARAT — Satreskrim Polres Tanggamus sepertinya harus bekerja ekstra untuk mengungkap tabir pembunuhan yang menewaskan seorang bocah bernama Maya, 7.
Pasalnya Triyono, 35, yang merupakan saksi kunci dalam peristiwa tragis itu akhirnya meninggal dunia, Minggu (23/10) malam di Rumah Sakit Umum Abdoel Moeloek (RSUAM) Bandarlampung.
BACA JUGA: Bapak Ini Ajak Anak Belanja ke Warung, Pulangnya Diserang Dua Pria Bergolok
Sebelum menghembuskan nafas terakhir Triyono sempat mendapatkan perawatan intensif sejak Jumat (21/10).
Isak tangis keluarga dan kerabat pecah, saat jenazah Triyono tiba di rumah duka.
BACA JUGA: Ibu Muda Ketagihan Dugem, tapi Kantong Tipis, Akhirnya...
Sebelum Triyono, anak tirinya, Maya sudah lebih dulu tewas dengan luka gorok pada leher dan luka menganga lebar pada perut.
Sementara Triyono sekarat dan tidak sadarkan diri, lantaran mengalami luka tusuk parah pada perut.
BACA JUGA: Deri dan Dani tak Bisa Lagi Berfoya-foya
Saat warga menemukan jasad Maya, ayah tirinya Triyono tergeletak dengan sebilah pisau masih menancap di perutnya.
Sebelum meninggal, Triyono dinyatakan sebagai saksi kunci tewasnya anak perempuan tirinya itu.
Kasatreskrim Polres Tanggamus AKP Hendra Saputra menyatakan, pihaknya akan tetap melakukan gelar perkara kasus pembunuhan sadis yang menimpa Maya.
“Saat ini polisi tetap melakukan penyelidikan dan masih mengumpulkan bukti-buki serta keterangan saksi-saksi,” ujar Hendra seperti diberitakan Radar Lampung (Jawa Pos Group) hari ini.
Selain itu, polisi juga masih terus berupaya mencari istri Triyono sekaligus ibu kandung Maya.
"Mohon doanya ya, agar kami secepatnya menemukan titik terang, terkait siapa pelaku dan apa motif yang mendasari pembunuhan sadis terhadap Maya," tandas mantan Kapolsek Talangpadang itu.(ayp/ral/rnn/ray/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mahasiswi Korban Air Keras Itu Seorang Biduan Tulang Punggung Keluarga
Redaktur : Tim Redaksi