jpnn.com, MEDAN - Relawan Komunikasi GTPP COVID-19 Sumut, Putri Mentari Sitangang mengatakan bahwa jumlah kasus warga Sumatera Utara (Sumut) yang terkonfirmasi COVID-19 mengalami lonjakan signifikan.
Data Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) COVID-19 Sumut hingga pada hari ini, Rabu (8/7/2020) terdapat 1976 kasus positif, atau bertambah 155 kasus baru. Penambahan ini sekaligus terbanyak di Sumut pandemi virus corona.
BACA JUGA: Pasien Positif COVID-19 di Sumut Bertambah, Edy Rahmayadi Gelar Gerakan Doa Serentak
Sementara itu, pasien dalam pengawasan (PDP) mengalami penurunan 19 orang dengan total 260 kasus. Untuk yang berhasil sembuh bertambah 10 orang yang kini totalnya sebanyak 503 orang dan meninggal bertambah 1 orang sehingga sudah ada 110 orang disebabkan virus ini di Sumut.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut sendiri terus melaksanakan contact tracing atau penelusuran kontak yang agresif serta pemeriksaan laboratorium yang massif di beberapa kabupaten/kota di Sumut. Sebab, banyak ditemukan kasus positif dengan gejala yang minimal.
BACA JUGA: Sadis, Dedi Haryadi Hujani Paman dengan Tusukan, Berhenti Setelah Ibunya Teriak Allahu Akbar
Akumulasi jumlah specimen yang sudah diperiksa adalah sebanyak 13.731 specimen. Dimana jumlah terbanyak terdapat pada Kota Medan, Kabupaten Deliserdang, Kabupaten Simalungun dan Kota Pematangsiantar.
“Inilah yang kemudian kita temukan kasus-kasus positif dengan gejala yang minimal. Bahkan tidak ada indikasi untuk dirawat di rumah sakit. Sehingga kita memberikan saran kepada bersangkutan untuk melakukan isolasi mandiri dengan tepat,” ujar Putri Mentari Sitangang pada live streaming YouTube Humas Sumut, Rabu (8/7/2020), di Media Center, Kantor Gubernur Sumut Jalan Pangeran Diponegoro Nomor 30 Medan.
BACA JUGA: Takut Dihukum Mati, Istri dan Otak Pembunuhan Hakim Jamaluddin Ajukan Banding
GTPP COVID-19 Sumut terus mengimbau pada masyarakat untuk mengurangi intensitas aktivitas sosial, karena banyak sekali orang tanpa gangguan, tanpa keluhan tetapi ternyata membawa virus. Untuk itu jangan ke luar rumah jika tidak ada keperluan mendesak.
“Kita harus memastikan bahwa kita tidak akan tertular oleh penyakit ini, karena tidak ada satu pun yang bisa menjamin bahwa aktivitas kita aman dari kemungkinan tertular COVID-19,” katanya.
Kemudian lakukan kegiatan secepat mungkin di luar rumah dengan tetap menggunakan masker. Jangan berkumpul atau berkerumun untuk hal-hal yang tidak perlu dan mengandung risiko untuk tertular penyakit. Jangan naik kendaraan umum yang penuh sesak, jangan lepas masker yang telah digunakan, cuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir dan ganti dengan masker yang baru.
“Ini penting disampaikan ke seluruh anggota keluarga kita, kepada anak-anak kita, kepada saudara-saudara kita. Tidak perlu lagi berkerumun di luar rumah untuk hal-hal yang tidak perlu, ini akan menambah risiko untuk tertular. Mereka mungkin bisa tertular dan kondisinya tidak terlalu berat karena imunitasnya bagus karena usianya masih muda,” katanya.
Dijelaskan Putri, keluarga yang menderita diabetes, asma, tekanan darah tinggi, manakala mereka tertular, maka ini akan berakibat fatal yang akan jatuh dalam kondisi penyakit yang sangat berat. Dari data, pasien dengan memiliki penyakit penyerta tersebut memiliki angka kematian yang cukup tinggi.
BACA JUGA: Gadis Berparas Cantik Ini Ditemukan Tewas di Bawah Ranjang Kamar Penginapan, Leher Dijerat Tali
“Protokol kesehatan menjadi kunci untuk menjawab kemungkinan yang paling benar agar tidak tertular. Setiap orang harus mematuhi untuk menjaga jarak. Setiap orang harus mematuhi cara menggunakan masker secara benar. Dan setiap orang harus rajin mencuci tangan. Kalau tidak maka akan sangat mungkin terinfeksi dan menambah kasus positif,” katanya. (*/nin/pojoksatu.id)
Redaktur & Reporter : Budi