jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi dalam kasus dugaan korupsi pengadaan kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP). Hal ini berpotensi menyebabkan partai berlambang pohon beringin itu terpecah belah.
“Kami punya pengalaman dua tahun lebih partai terpecah belah dan dengan adanya kasus Setya Novanto, potensi terpecah belah itu pasti ada,” kata Wakil Sekretaris Jenderal Golkar Ace Hasan Syadzily usai diskusi ‘Setelah DPR Memilih 20%’ di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (22/7).
BACA JUGA: DPD I Golkar Minta DPP Siapkan Strategi Khusus untuk Bela Novanto
Ace mengatakan, secara psikologis, penetapan tersangka Novanto menjadi masalah buat Golkar. Namun, menurut dia, persoalan hukum yang menjerat Ketua DPR itu, harus membuat partai menjadi semakin solid.
“Gonjang-ganjing ini secara internal jangan membuat partai ini terpecah belah lagi. Sekali pun didera masalah Setya Novanto, ini menjadi instrumen menyolidkan kekuatan kami,” tutur Ace.
BACA JUGA: 32 DPD Golkar Bertemu Langsung dengan Novanto, Sepakat Tak Bakal Ada Munaslub
Ace menyatakan, DPD Golkar se-Indonesia tetap solid memberikan dukungan terhadap Setya Novanto untuk terus menjadi ketua umum. Hal itu merupakan salah satu hasil pertemuan Ketua DPD Partai Golkar dari 32 provinsi dengan DPP Partai Golkar pada Jumat malam.
Dalam pertemuan yang dihadiri oleh Novanto dan Ketua Harian Golkar Nurdin Halid itu, DPD menyepakati tiga hal. Salah satunya, mendukung seluruh poin yang ditetapkan DPP, seperti tidak mengadakan musyawarah nasional luar biasa memilih pemimpin baru.
BACA JUGA: DPD Golkar se-Indonesia Tetap Dukung Setya Novanto
“Pertemuan semalam, DPD tingkat satu se-Indonesia telah sepakat mendukung kepemimpinan Setya Novanto,” ucap Ace. (gil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Catat, Inilah Alasan Golkar Dukung Presidential Threshold 20 Persen
Redaktur & Reporter : Gilang Sonar