Kata JK, Prabowo Keterlaluan Sebut Kebocoran Kekayaan Negara

Minggu, 22 Juni 2014 – 03:51 WIB

jpnn.com - JAKARTA-Cawapres nomor urut 2, Jusuf Kalla, mulai menyerang lawannya menjelang debat sesi tiga. Wapres RI periode 2004-2009 ini mengaku sangat kesal dengan pernyataan lawan politiknya yang mengatakan kebocoran kekayaan di Indonesia sebesar 1.000 triliiun.

"Agak keterlaluan untuk menuduh aparat negeri ini seakan-akan merampok Rp 1.000 triliun per tahun. Sedangkan potensi kerugian lainnya tidak sebesar itu juga. Berarti dengan ucapan tersebut sama saja menuduh aparat negara koruptor semua," ujar JK di Paguyuban Pasundan, Bandung, Sabtu (21/6).

BACA JUGA: Tim Sukses Setengah Hati Bekerja demi Jokowi

JK menilai, kebocoran uang negara terjadi akibat kelakuan mafia-mafia dalam perdagangan.

"Banyak mafia perdagangan seperti mafia gula, mafia minyak, mafia daging dan mereka itu berada di sekitar kita dan yang diambil mafia minyak itu triliunan," ucapnya.

BACA JUGA: Ulang Tahun, Jokowi Dapat 100 Ribu Mention

Dalam debat capres lalu, Prabowo mengutip penjelasan KPK yang disampaikan 7 September 2013 lalu bahwa kekayaan negara hilang setiap tahunnya sekitar Rp 7.200  triliun karena banyak kebijakan impor yang tak jelas dan lemahnya regulasi untuk melindungi sumber daya energi Indonesia.

Saat itu Samad memberikan materi dalam acara Rakernas PDI Perjuangan di Hotel Ecopark, Ancol, Jakarta.

BACA JUGA: Jelang Debat, Jokowi ke Puncak, Prabowo Rahasia

Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon menjelaskan, yang dimaksud kebocoran oleh Prabowo adalah penggabungan dari sektor penerimaan negara dan belanja negara. Untuk penerimaan, kebocoran terjadi mulai dari sektor migas, mineral, sampai pajak.

Sedang untuk sektor pengeluaran, kebocoran itu terjadi di sektor subsidi, bansos, dan inefisiensi seperti banyaknya kunjungan ke luar negeri. Jika digabung, kebocoran itu mencapai Rp 1.000 triliun setiap tahun.

Angka ini, lanjut Fadli, sangat rasional. Sebab, banyak pengamat yang menyatakan selama ini terjadi kebocoran anggaran antara 20 sampai 30 persen.

"Ini terjadi sudah lama. Sejak jaman Pak Harto, menurut Prof Soemitro Djojohadikoesoemo, telah terjadi kebocoran sebesar 30 persen. Jadi, ucapan Pak Prabowo itu bukan hiperbola," ucapnya. (rmo/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kejagung Prediksi Pilpres Banyak Pelanggaran


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler