Kata Jokowi soal Memanfaatkan Momentum Krisis

Jumat, 14 Agustus 2020 – 17:39 WIB
Presiden Joko Widodo berpidato di Sidang Paripurna DPR untuk menyampaikan Nota Keuangan RAPBN 2021 di Kompleks Parlemen Jakarta, Jumat (14/8). Foto: YouTube

jpnn.com, JAKARTA - Presiden Jokowi menginginkan momentum krisis akibat pandemi Covid-19 dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk melakukan lompatan kemajuan.

"Jangan menyia-nyiakan pelajaran yang diberikan oleh krisis. Jangan biarkan krisis membuahkan kemunduran. Justru momentum krisis ini harus dibajak untuk melakukan lompatan kemajuan," ucap Jokowi dalam pidato kenegaraannya di Sidang Tahunan MPR/DPR/DPD, di Jakarta, Jumat (14/8).

BACA JUGA: Jokowi, Antikorupsi, dan Demokrasi

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyebutkan, ketika krisis kesehatan berdampak pada perekonomian nasional, maka pemerintah harus cepat bergerak dan memberikan bantuan sosial bagi masyarakat.

Bantuan itu diberikan dalam bentuk sembako, bansos tunai, subsidi dan diskon tarif listrik, BLT Desa, dan subsidi gaji, membantu UMKM untuk memperoleh restrukturisasi kredit, memperoleh banpres produktif berupa bantuan modal darurat.

BACA JUGA: Peringatan Keras dari Presiden Jokowi, Jangan Ada yang Coba-coba

"Dan membantu pembelian produk-produk mereka, membantu tenaga kerja yang menjadi korban PHK, antara lain melalui bantuan sosial dan Program Prakerja. Ini sesuatu yang tidak mudah," ungkapnya.

Untuk melakukan semua itu, katanya, pemerintah cepat melakukan perubahan terhadap rumusan program.

BACA JUGA: Irwan Fecho: Pidato Pak Jokowi Beda dengan yang Dirasakan Rakyat

Hal itu dimulai dengan menyesuaikan program kerja dengan situasi terkini, dan melakukan realokasi anggaran dalam waktu singkat.

Kemudian, pihaknya juga menerbitkan Perppu No.1 Tahun 2020, yang kemudian disetujui oleh DPR menjadi UU No.2 Tahun 2020, bersinergi dengan BI, OJK, dan LPS untuk memulihkan perekonomian.

"Krisis ini telah memaksa kita untuk menggeser channel cara kerja. Dari cara-cara normal menjadi cara-cara ekstra-normal. Dari cara-cara biasa menjadi cara-cara luar biasa. Dari prosedur panjang dan berbelit menjadi smart shortcut. Dari orientasi prosedur menjadi orientasi hasil," tuturnya.

Di sisi lain, katanya, pola pikir dan etos kerja juga harus berubah.

Fleksibilitas, kecepatan, dan ketepatan sangat dibutuhkan. Efisiensi, kolaborasi, dan penggunaan teknologi harus diprioritaskan. Kedisiplinan nasional dan produktivitas nasional harus ditingkatkan.

Presiden ketujuh RI ini menyebutkan, perjuangan untuk menghambat penyebaran Covid-19, mengobati yang sakit, dan mencegah kematian sudah luar biasa dilakukan.

Dia pun menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam operasi besar melawan Covid-19.

Dengan peristiwa pandemi ini, maka reformasi fundamental di sektor kesehatan harus dipercepat. Orientasi pada pencegahan penyakit dan pola hidup sehat harus diutamakan.

"Demikian pula halnya dengan ketahanan pangan, dengan menjamin kelancaran rantai pasokan makanan dari hulu produksi sampai hilir distribusi, ke seluruh wilayah negeri," tambahnya. (fat/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler