Kata Pengamat, Media Memihak di Pilpres Itu Tanda Tak Laku

Senin, 07 Juli 2014 – 15:32 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Indonesia, Maswadi Rauf menilai, baru dalam kampanye Pemilu Presiden 2014 ini media massa (cetak dan elektronik) terang-terangan memperlihatkan keberpihakannya.

"Apa yang dikatakan calon presiden, partai politik dan tim sukses yang didukungnya adalah benar. Redaksinya sendiri, tidak punya pandangan. Sudah seperti itu keberpihakan media dalam kampanye pilpres 2014 ini," kata Maswadi Rauf, di press room DPR, Senayan Jakarta, Senin (7/7).

BACA JUGA: Jokowi Umroh, Fahri Sebut Pencitraan

Dikatakannya, fenomena keberpihakan media saat kampanye pilpres sudah melanggar prinsip-prinsip kerja jurnalistik. Siang dan malam merasa diri yang paling benar. Pemberitaan media lainnya salah.

"Padahal untuk memastikan kebenaran sebuah pemberitaan masing-masing media pendukung tidak melakukan prinsip-prinsip kerja jurnalistik," ungkap Guru Besar Ilmu Politik itu.

BACA JUGA: Gila, Jika Jokowi Disebut Tak Peduli Koperasi

Diingatkan Rauf, betul media massa punya hak untuk memihak. Tapi kata dia, media yang memihak itu tidak akan jadi referensi bagi masyarakat karena dinilai telah gagal menjalankan fungsi-fungsinya. "Media memihak itu tidak laku," imbuhnya. (fas/jpnn)

BACA JUGA: Pemilik Televisi Diminta Dinginkan Suasana Saat Coblosan

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi-JK Dinilai Lebih Paham Soal Pertanian


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler