Kata Profesor Djauzi, Vaksin COVID-19 Boleh Digunakan Jika Efektivitasnya di Atas 50 Persen

Kamis, 31 Desember 2020 – 02:55 WIB
Ilustrasi Vaksin Covid-19.Foto: Daily Sabah

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Satgas Imunisasi Dewasa Samsuridjal Djauzi menyebutkan vaksin COVID-19 bisa digunakan jika efektivitasnya mencapai 50 persen. Hal itu menurut dia sudah menjadi ketetapan Badan Kesehatan Dunia atau WHO.

Demikian disampaikan Djauzi dalam dialog virtual bertema “Menjawab Isu Keamanan dan Keefektifan Vaksin COVID-19” yang diselenggarakan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Rabu (30/12).

BACA JUGA: Indonesia Amankan Pasokan 100 Juta Dosis Vaksin COVID-19, Kali Ini Bukan dari China

“Vaksin COVID-19 ini vaksin mati, virus yang sudah dilemahkan untuk membuat vaksin COVID-19 ini. WHO menetapkan bahwa vaksin baru boleh digunakan apabila efektivitasnya di atas 50 persen," kata Djauzi.

Di sisi lain, Djauzi memahami kekhawatiran masyarakat terkait mutasi virus yang dikabarkan lebih ganas dari sebelumnya. Namun, dia meyakinkan bahwa vaksin COVID-19 masih efektif untuk melawan mutasi tersebut.

BACA JUGA: Kiai Marsudi Syuhud Angkat Bicara soal Pembubaran FPI, Tegas

“Setiap virus bermutasi itu hal yang alamiah, sementara ini pakar berpendapat bahwa tes PCR kita tidak terganggu dan vaksin yang digunakan tetap efektif terhadap mutasi yang baru tersebut, tetapi pemantauan tetap dilakukan WHO," ujar pria bergelar profesor itu.

Dalam kesempatan ini, Djauzi meluruskan tentang efek samping dari vaksinasi. Sampai sejauh ini, efek sampingnya bersifat ringan dan belum ada yang menunjukkan gejala berat.

BACA JUGA: Satgas Siapkan 104 Hotel untuk Karantina Penumpang Luar Negeri, Khusus WNI Dibiayai Pemerintah

"Vaksinasi di Inggris dan Amerika sudah dilakukan pada ratusan ribu orang, efek simpang sudah bisa mulai terlihat, efek simpang ada dua macam pertama di tempat penyuntikan terjadi kemerahan," ungkap Djauzi.

"Kedua adalah suhu tubuh sedikit naik atau pusing, jarang sekali terjadi alergi, tapi kalau ada alergi obat-obatan atau makanan harus melapor terlebih dahulu sebelum divaksinasi," terang dia.

Djauzi pun meminta masyarakat tidak perlu khawatir berlebihan dengan vaksin COVID-19. Sebab, pemerintah akan memastikan vaksin digunakan ke publik sudah diuji keamanannya.

"Kami bersyukur pemerintah sudah berusaha keras untuk mengadakan vaksinasi bagi masyarakat sehingga masyarakat bisa mengurangi risiko tertular COVID-19 ini. Marilah kita menghargai upaya pemerintah dan kita manfaatkan agar kita dan keluarga terhindar dari COVID-19," ujar dia.

Selain itu, Djauzi juga menampik opini masyarakat yang mengatakan bahwa Indonesia hanya membeli dari satu produsen vaksin saja. Sementara negara produsen vaksin tersebut membeli dari negara produsen lainnya.

“Indonesia tidak hanya membeli dari satu jenis vaksin saja. Kami tidak membeli dari Tiongkok saja, tetapi juga dari negara lain secara bilateral maupun multilateral, karena setiap vaksin itu ada keunggulannya masing-masing," pungkas Djauzi.(ast/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler