Katanya Koalisi Ramping, kok Rayu Anggota Koalisi Merah Putih?

Rabu, 27 Agustus 2014 – 12:52 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan kekalahan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa di pilpres 2014 tidak menggoyahkan komitmen Koalisi Merah Putih (KMP).

Dalam konteks pendewasan demokrasi menurut Ahmad Muzani, hal ini sangat bagus dan pantas diapresiasi sebagai tradisi politik baru.

BACA JUGA: Mabes Pastikan Proses Laporan Logo Garuda Merah Prabowo

"Ini sebuah tradisi politik yang baik. Meski presiden yang diusung belum berhasil, enam partai KMP tetap di luar pemerintahan. Kami sangat menghargai partner koalisi kami yang konsisten dalam KMP," kata Ahmad Gerindra, di Jakarta, Rabu (27/8).

Muzani malah mempertanyakan sikap Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) yang selalu menawarkan anggota KMP untuk bergabung dengan Jokowi-JK. Sementara komitmen awalnya akan membangun koalisi ramping.

BACA JUGA: Yakin Hakim Beri Putusan Terbaik, Terdakwa Videotron: Berdoa Saja

"Sudah menang kok masih saja mau nambah, apa masih kurang kemenangan itu? Saya jadi heran, harusnya Jokowi tidak perlu repot merayu anggota KMP, dia fokus saja bagaimana merealisasikan janji-janjinya kepada rakyat. Kami saja tidak takut jadi oposisi. Kenapa Jokowi-JK yang sebentar lagi akan memerintah kok jadi galau?" tanya anggota DPR itu.

Muzani mengingatkan Jokowi, bahwa Gerindra dan anggota KMP tidak takut untuk berada di luar pemerintahan dan tidak akan goyah dengan bujuk rayu.

BACA JUGA: Relawan Jangan Recoki Jokowi

"Kami sebelumnya lima tahun berada di luar pemerintahan, kami masih bisa eksis kok meski kecil dan bahkan berkembang. Makanya jangan lagi ada bujuk-membujuk, perkuat saja pemerintahan yang mereka akan bentuk," saran Muzani.

Terkait posisi KMP yang dicurigai akan mengganjal apapun yang Jokowi lakukan, Muzani menegaskan bahwa jika yang dimaksud mengganjal itu adalah perbedaan, maka tentunya itu harus disadari oleh Jokowi karena sejak kampanye pun KMP memang memiliki program yang berbeda dengan Jokowi.

"Jadi, kalau program Jokowi tidak sesuai dengan pandangan kami, tentu akan kami tolak. Jadi bukan mengganjal hanya karena mereka lain kubu, tapi karena memang keyakinan kami sejak awal berbeda dalam memandang Indonesia. Program yang menurut kami tidak masuk akal, tentu akan kami tolak," pungkasnya.(fas/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Petinggi PDIP Akui Jokowi Lobi SBY Kurangi Subsidi BBM


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler