Kategori Metropolitan, Surabaya Juara

Selasa, 24 November 2015 – 08:15 WIB
Tri Rismaharini. Foto: dok.JPNN

jpnn.com - JAKARTA - Pemerintah pusat memberikan award paling bergengsi kepada Surabaya yaitu Adipura Kencana untuk kategori kota Metropolitan. Tentunya ini buah kerja keras Pemkot Surabaya dan warganya yang peduli lingkungan.

Award itu diserahkan pada Malam Anugerah Lingkungan 2015 kepada pemerintah daerah yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan. Ada 357 kota yang dinilai oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

BACA JUGA: Tingkatkan Kualitas PNS dan ASN, Ini yang Dilakukan MenPAN-RB

Pemberian Adipura kencana kepada Surabaya karena kota yang dulu dipimpin Wali Kota Tri Rismaharini tersebut memiliki kinerja pengelolaan lingkungan yang melebihi standar yang ada. Yakni, standar nilai tempat pembuatan akhir sampah (TPA) lebih atau sama dengan 72.

Selanjutnya, pengharhaan Adipura Kencana jatuh kepada Kota Balikpapan dan Kendari yang menempati posisi kategori kota besar dan sedang.”Tahun sebelumnya, Adipura diberikan untuk 15 kota, tapi tahun ini lebih spesifik lagi,” jelas Menteri KLHK Siti Nurbaya.

BACA JUGA: Menaker Lepas 20 Pelajar SLTA Magang ke Jepang

Tak hanya itu, ajang ini pun memberikan penghargaan kepada 65 kota peraih anugerah Adipura, 69 kota peraih sertifikat Adipura, dan 17 kota perasih plakat Adipura. Adapun di antara 65 kota peraih anugerah Adipura ada nama-nama baru yang muncul. Yakni, Bandung, Makassar, Bau-bau, Kabupaten Merani, Kabupaten Bintan, Banjarmasin, dan Bukittinggi.

Di samping memberikan penghargaan kepada pemerintah daerah, ajang ini pun memberikan penghargaan kepada perusahaan dalam program Penilaian Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER).”Persoalan lingkungan itu, permasalahan bersama antara masyarakat dan badan usaha,” ungkapnya.

BACA JUGA: Direksi Pertamina Bingung Ditanya Surat dari Ketua DPR

Penilaian ini dilihat dari kinerja efisiensi energi, konservasi air, pengurangan emisi, perlindungi keanekaragaman hayati, 3R limbah B3 dan limbah padat non B3 dan mengurangi kesenjangan ekonomi melalui pemberdayaan masyarakat.

Penilaian itu terbagi dalam kategori emas, hijau, biru, merah, dan hitam. Dari 12 perusahaan yang mendapatkan peringkat emas, 50 persen berasal dari Pertamina. Sedangkan sisanya berasal dari perusahaan swasta seperti Holcim Indonesia, Bio Farma, Badak NGL, Star Energy dan Chevron Geothermal Salak.

“Kita harus menjadikan budaya kebersihan itu menjadi sebuah keseharian dan perhatian,” ungkap Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam acara Malam Anugerah Lingkungan 2015, di Jakarta, kemarin (23/11).

Menurut wapres, Adipura seringkali menjadi sebuah predikat yang hanya seremonial saja. “Sering timbul tenggelam,” ungkapnya. Padahal ini seharusnya menjadi sebuah momen untuk mengubah pola pikir hingga  menciptakan sebuah lingkungan yang sehat bagi masyarakat.

Jusuf Kalla pun mendorong agar momen ini menjadi sebuah ajang pemerintah daerah dan masyarakat untuk menciptakan kreasi dan inovasi tak hanya untuk kebersihan, tapi juga bagi kesehatan dan pendidikan di kotanya.

Menteri Siti Nurbaya menambahkan bahwa pada tahun ini terjadi pengetatan kriteria dalam menentukan peraih anugerah Adipura. “Kami fokus pada unsur pengelolaan tempat pembuangan akhir (TPA) sampah,” imbuhnya saat membuka acara Malam Anugerah Lingkungan 2015, kemarin (23/11) di Jakarta.

Hal ini sebagai pemenuhan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Sehingga, penilaian Adipura ini pun dilihat dari kriteria pengelolaan TPA yang memiliki lahan urug yang terkontrol atau controlled landfill. (lus/end)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sarjana Cum Laude Ingin jadi CPNS Tetap Lewat Seleksi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler