jpnn.com, JAKARTA - Kaukus Perempuan Parlemen Republik Indonesia (KPPRI), Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI), dan Maju Perempuan Indonesia (MPI) mendorong segera dilakukannya penyelesaian krisis kemanusiaan yang menimpa etnis Rohingya di Rakhine State, Myanmar.
Mereka menyampaikan keprihatinan terhadap pengungsi Rohingya terutama kaum perempuan dan anak yang telah mengalami berbagai bentuk kekerasan fisik maupun seksual, serta ancaman pembunuhan di dalam berbagai kasus.
BACA JUGA: Jokowi Lepas Pengiriman Bantuan untuk Pengungsi Rohingya
"Bagaimanapun kami sangat memberikan perhatian terhadap kejahatan kemanusiaan dan kejahatan pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi di Rohingya sampai hari ini. Konsern kami ke nasib perempuan dan anak-anak yang menjadi korban," kata Koordinator Presidium KPPRI GKR Hemas di Pressroom DPR RI, Jakarta (Rabu, 13/9).
BACA JUGA: Komunitas Internasional Harus Bersatu Atasi Konflik Rohingya
Dalam kesempatan itu, Ratu Hemas yang juga anggota DPD RI asal Yogyakarta didampingi Koordinator MPI yang juga anggota Fraksi PPP DPR Lena Maryana Mukti, dan Ketua Umum DPP KPPI Dwi Septiarwati Djafar.
Berdasarkan data UNHCR, kekerasan terakhir terjadi pada 25 Agustus terhadap lebih dari 300 ribu pengungsi Rohingya yang melarikan diri ke negara tetangga Bangladesh.
BACA JUGA: Doa dan Dzikir untuk Muslim Rohingya dari Masyarakat Jambi
"Ini berarti sekitar 20 ribu orang mengungsi ke Bangladesh setiap harinya, sementara itu sekitar 600 ribu warga Rohingya masih terjebak di area terpencil dan hutan sejak kampung mereka dibakar," beber Ratu Hemas seperti dilansir RMOL.co.
Sementara, Lena Maryana mengatakan, organisasi yang terdiri dari KPPRI, KPPI dan MPI bersama-sama menyampaikan keprihatinan terhadap pengungsi Rohingya.
"Juga ancaman pembunuhan terhadap anak-anak di dalam berbagai kasus harus menjadi perhatian serius pemerintahan Myanmar," tegas wakil ketua Komisi IX tersebut.
Kaukus perempuan mendesak pemerintahan Myanmar yang dipimpin Aung San Suu Kyi mengambil langkah-langkah yang salah satunya memfasilitasi akses bantuan kemanusiaan oleh badan bantuan yang bekerja di kamp pengungsian di Bangladesh dan perbatasan negara bagian Rakhine.
"Terutama untuk bantuan darurat bagi perempuan dan anak-anak yang terpaksa meninggalkan rumah mereka dan tidak mempunyai apa-apa," kata Ketua Umum DPP KPPI Dwi Septiarwati Djafar.
Kaukus perempuan juga meminta pemerintah Myanmar memberikan jaminan keamanan dan keselamatan bagi perempuan dan anak-anak yang saat ini dalam perjalanan dari Myanmar dan meminimalkan ancaman kekerasan, terutama kekerasan seksual.
"Juga melakukan pencegahan kekerasan berbasis gender dan menjamin bantuan darurat berdasarkan prinsip-prinsip hak asasi manusia. Mendirikan pusat krisis, rehabilitasi, dan penyembuhan traumatis," imbuh Dwi.(JPG/fri/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Netizen Sebut Aksi Bela Rohingya Dilakukan Kaum Sumbu Pendek
Redaktur & Reporter : Friederich